Baru : Kajian Alumni by KMAP

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 22:51 with
Satu yang baru di KMAP, apa itu?
~ KAJIAN ALUMNI ~
 Satu kegiatan yang digawangi oleh departemen Ukhuwah KMAP, berupa kajian Islami yang mulai periode tahun ini akan diselenggarakan rutin. Semakin lengkap saja kegiatan dari ukhuwah, setelah sebelum-sebelumnya sukses mengadakan berbagai agenda alumni seperti KMAP Gathering, Rihlah KMAP, dan lain sebagainya.

Kajian alumni, seperti namanya berbentuk kajian yang akan dengan tema dan pengisi pilihan. Agenda ini akan diselenggarakan rutin 1 bulan sekali, dengan tema yang terkurikulum namun tetap up to date. Pelaksanaan kajian alumni ini akan berpindah pindah, dan diutamakan akan diselenggarakan di rumah anggota KMAP sebagai sarana silaturahmi sekaligus.

Kajian ya ...
Eits, tunggu dulu, jangan dikira ini kajian sembarang kajian. Pertama tentu akan sangat menyenangkan ketika kita bisa berkumpul dengan sahabat-sahabat kita, dalam forum yang mulia lagi. Seperti pada umumnya, kebahagiaan pasti akan tumbuh ketika kita berkumpul, setuju? Apalagi jika bertemu dengan sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Ukhuwah dapat, ilmu pun dapat!

Mmm ... lalu siapa saja ya yang bisa ikut Kajian Alumni ini?
Agenda ini diadakan terbuka untuk siapa saja yang mau ikut :D
Dari seluruh muslim padmanaba, baik alumni maupun yang masih sekolah, bahkan teman-teman dari Keluarga Muslim / Lembaga Muslim lainnya bisa bergabung di sini. Jadi, semua berkumpul menuntut ilmu dan berbagi ilmu bersama-sama :D

So ...
Tunggu apa lagi, segera cari info Kajian Alumni terdekat, kemudian datang dan sukseskan.


~ Rajut Ukhuwah Lanjutkan Perjuangan Dakwah ~


Paparan tentang Natal

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 18:52 with
Berikut adalah paparan mengenai Natal yang disampaikan oleh  (Ust. Salim A Fillah) melalui dunia maya. Semoga dapat menambah pemahaman kita tanpa mengurangi toleransi dan rasa hormat kita kepada umat beragama lain nya :).

  Natal ini, terkenang ujaran Allahu yarham KH Abdullah Wasi'an; "Saudara-saudaraku Nashara terkasih, beda antara kita tidaklah banyak."

   Wasi'an: "Kalian mengimani Musa, juga 'Isa. Kamipun sama. Tambahkanlah satu nama; Muhammad. Maka sungguh kita tiada beda.
   Wasi'an: "Kalian imani Taurat, Zabur, & Injil. Kamipun demikian. Tambahkan Al Quran, maka sungguh kita satu tak terpisahkan
   Sungguh adanya kerahiban jadikan kalian lembut hati & dekat pada kami; sementara Yahudi & musyrik musuh terkeras kita. (QS 5: 82)
   Tapi mungkin memang sudah tabiat 'aqidah, satu sama lain tak rela jika kita tak serupa dalam agama secara sepenuhnya. (QS 2: 120)
    Bagaimanapun, selama kita tak saling memerangi & usir-mengusir tersebab iman, tak terlarang kita saling berkebajikan. (QS 60: 8)
    Maka inilah kita mencari titik singgung iman demi kebersamaan; itulah pengakuan ke-Ilahi-an Allah tanpa persekutuan. (QS 3: 64).
    Tetapi kami insyafi sepenuhnya, yakin di dada tak bisa dipaksakan. Kami hormati segala nan tak bisa dipertemukan. (QS 109: 6).
    Dalam keberbedaan itu, izinkan kami tetap mencintai 'Isa & Maryam, meski kami tak bisa memohon kalian mentakjubi Muhammad.
    Izinkan jua kami, membaca dengan berkaca-kaca betapa indah Surat dalam Quran yang berjudul Maryam. Gadis tersuci sepanjang zaman.
    Najasyi Habasyah & Uskup-uskupnya, juga para Patriarkh Najran menitikkan airmata, dibacakan Surat Maryam. Berkenankah kalian jua?
    Ini sungguh bukti bahwa Allah, Nabi, & Al Quran kami mengajarkan pemuliaan nan mengharukan pada Maryam & 'Isa yang tiada duanya. 13. Termuliakanlah 'Isa dengan penciptaan & kelahiran nan ajaib yang bagi kami begitu agung sebagaimana penciptaan Adam. (QS 3: 59).
    Termulialah 'Isa nan bicara dalam buaian. Salam sejahtera baginya di saat lahir, kelak diwafatkan, & nantinya dibangkitkan. (QS 19: 33)
    Saudara Nasrani terkasih; kami mencintai 'Isa, Nabi & RasulNya. Ruh & kalimatNya, yang ditiup-tumbuhkan dalam rahim suci Maryam
    Natal ini, kalian rayakan kelahiran 'Isa yang agung; tapi bagi kami tanggal 25 Desembernya agak membuat terkerut dahi bertanya-tanya.
    Sebab Maryam nan sungguh berat ujiannya itu bersalin di saat kurma masak penuh tandannya. Kemungkinan itu Maret, bukan Desember. 18. Maafkan jika menyinggung hati, tapi sungguh telah ditulis para Sejarawan, 25 Des itu hari kelahiran Janus & Mitra, Dewa Matahari.
    Sungguhpun ingin rasanya syukuri lahirnya Rasul Ulul 'Azmi nan teguh hati; 'Isa, agak tak nyaman hati kami dengan hari pagan ini. 20. Sayangnya, hampir seluruh gereja sudah menyepakatinya, sampai seorang Sejarawan memelesetkan 'Son of God' sebagai 'Sun of God'.
    Itulah awal-awal yang membuat kami berat hati untuk ucapkan Salam Natal. Ini harinya Janus & Mitra. Bukan harinya 'Isa, kawan terkasih.
    Tentu tradisi ribuan tahun dengan salju & cemara, pohon sesembahan pagan Eropa itu tak bisa kami paksa untuk diubahkan seenaknya.
    Tinggal kini, dalam hasrat hati tuk membalas penghormatan yang kalian berikan di 'Idul Fitri & Adhha, kami kan simak para 'ulama.
    Sungguh, agama ini memerintahkan untuk membalas tiap pemuliaan dengan penghargaan yang lebih baik, minimal senilainya. (QS 4: 86)
    Yang disepakati para 'ulama atas keharamannya adalah keterlibatan dalam segala yang bernilai ritual & ibadah. Pun jua Fatwa MUI. 26. Jika keterlibatan dalam kegiatan Natal nan bersifat ibadah & ritual disepakati haramnya, para 'ulama ikhtilaf pada soal ucapan selamat.
    Yang membolehi selamat Natal al Dr. Musthafa Az Zarqa, Dr. Yusuf Al Qaradlawy; menyebut tahniah tak terkait dengan ridha atas 'aqidah.
    Tahniah Natal, kata keduanya; bisa menjadi da'wah sebagaimana Ibrahim bicara tentang tertuhannya bintang, bulan, mentari. (QS 6: 77-83)
    Oh iya, QS 6: 77-83 TIDAK berkisah tentang 'Ibrahim Mencari Tuhan', tapi 'Ibrahim Berda'wah', demikian ditegaskan Al Qurthuby.
    Maka tahni-ah Natal yang diikuti komunikasi intensif sebagaimana dilakukan Ibrahim pada penyembah bintang, bulan, mentari adalah indah.
    Dr. Abdussattar memberi catatan kemubahan tahni-ah Natal ini dengan kehati-hatian memilih diksi. Doa menuju hidayah lebih dianjurkan.
    Adapun Al 'Utsaimin, Lajnah Fatwa KSA, dll cenderung mengharamkan tahni-ah Natal tersebab hal itu sama dengan meridhai 'aqidah keliru.
    Jadi ikhtilaf 'Ulama terkait tahni-ah Natal ini ada di ranah pemaknaan kalimat ucapan tersebut. Masing-masingnya lalu mengajukan dalil.
    Ulamapun berfatwa sesuai konteks di seputarnya, tentu ada perbedaan lingkungan sosial nan melatarbelakangi fatwa nan tak sama.
    Lajnah Fatwa KSA&Al Utsaimin menjawab di negeri yang nyaris tiada Nasrani. Al Qaradlawy&Az Zarqa berfatwa tuk masyarakat majemuk.
    Bagaimana sikap atas beda fatwa ucapan Natal? Kata Asy-Syafi'i, Al Khuruj minal Ikhtilaafi Mustahabb: keluar dari selisih itu disukai.
    Dengan jernih hati & mengukur kapasitas diri, kita bisa mempertimbangkan kedua-duanya. Ada keadaan-keadaan yang harus dicermati.
    Ikhtilaf ahli ilmu insyaaLlah menjadi kemudahan bagi kita untuk beramal yang tak sekedar benar, melainkan juga tepat & cerdas.
    Akan ada yang menghajatkan fatwa Al Qaradlawy & Az Zarqa, al; di wilayah muslim minoritas, keluarga majemuk nan erat hubungan dll
    Akan ada juga yang hajatkan fatwa Al 'Utsaimin pada posisi memelihara 'izzah agama. Misalnya Raja KSA sebagai Khadimul Haramain.
    Kata Abu Hanifah; yang terpenting BUKAN mengamalkan pendapat kami atau tidak. Melainkan mengetahui bagaimana kami menetapkannya.
    Dan adalah dosa; mengatasnamakan 'ulama tuk haramkan sesuatu; padahal mereka tidak;
    Mengamalkan atau tak mengamalkan; jauh lebih ringan dari soal menghalalkan & mengharamkan; karena ia adalah haq Pembuat Syari'at.
    Sebab itu; para 'Ulama mengistilahkan beda pendapat Fiqh dalam dimensi SHAWAB (tepat) & KHATHA' (keliru), bukannya HAQ & BATHIL.
    Maka dengan ilmu memadai, mari beramal terbaik bagi iman kita pada Allah, bagi misi kita sebagai ummat terbaik di tengah manusia.
    Demikian bincang. Semoga tak kecewa karena jawabnya tak satu. Sebab Salim, terlalu bodoh untuk lancang mentarjih ikhtilaf Ulama;)
    Maafkan sejak tadi bincang ini terjeda-jeda; karena qadarauLlah sedang fakir sinyal;

KMAP Cooking Contest 2011

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 15:39 with
KMAP, khususnya Divisi Ukhuwah selalu saja mengadakan acara yang dapat menyejukkan pikiran dan menyegarkan ukhuwah. Sebut saja KMAP Cooking Contest, yaitu kompetisi masak antara ikhwan KMAP vs. akhwat KMAP, seperti itulah format awalnya. Cooking contest ini menjadi salah satu variasi dari KMAP Gathering yang rutin dilaksanakan ketika memasuki masa-masa liburan.

Dilaksanakan satu minggu setelah Hari Raya Iedul Adha 1432H dan betempat di rumah Pasga Purisha 15KM utara kota Yogyakarta. Diikuti oleh belasan anggota KMAP, proses masak-memasak berjalan seru dari pagi hingga siang hari. Kali ini ikhwan-ers memilih sate kambing sebagai menu, dan akhwat-ers tak mau kalah dengan memilih bistik sapi sebagai jurus andalan (FYI, Cooking Contest 2010 mereka juga memilih menu yg sama).

Tepat jam 13.00 dan 2 menu utama dengan menu tambahan lainnya telah siap dihidangkan.



Hingga sampai pada sesi yang sangat ditunggu-tunggu, yaitu ... Makaaaaan :D *dan tak lupa berdo'a dulu sebelum makan :)




Alhamdulillah ...
Kehangatan keluarga KMAP sekali lagi terasa dalam KMAP Cooking Contest ini. Sampai-sampai terlupa bahwa awalnya akan diadakan 'lomba masak'. Karena semua masakan yang dihidangkan luar biasa enaknya. Karena bumbu-bumbu rahasia yang sudah diracik oleh para KMAP. Tak lain dan tak bukan adalah bumbu ukhuwah dan rasa cinta karena ALLOH Azza wa Jalla.



Terimakasih mas Pasga Purisha atas ketersediannya 'diobrak abrik' rumahnya, terimakasih Divisi Ukhuwah atas terselenggaranya agenda ini, terimakasih kepada semua KMAP atas partisipasinya.

Dan terimakasih kepada ALLOH atas segala kenikmatan yang ENGKAU berikan :)

~ Rajut Ukhuwah Lanjutkan Perjuangan Dakwah ~

Kisah Al Khawarizmi

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 13:33 with

Al Goritma (logaritma),begitu pemilik nama asli Muhammad bin Musa Al Khawarizmi itu di kenal. Ilmuwan Islam ini lahir di Uzbekistan tahun 780 M.
Al Khawarizmi adalah seorang ahli matematika,astronomi,astrologi,dan geografi,ia mengabdikan sepanjang hidupnya untuk mengajar dan menulis buku di Baghdad,Irak. Buku pertamanya,al Jabar,adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar.
Translasi bahasa Latin dari Aritmatika yang memperkenalkan angka India,kemudian diperkenalkan sebagai sistem penomoran posisi desimal di dunia Barat pada abad ke-12.
Ia merevisi dan menyesuaikan geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.
Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika,tapi juga dalam kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata al Jabr,satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat,
yang tercantum dalam buku karangan Al Khawarizmi. Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi,latinisasi dari nama panggilannya.
Nama Al Goritma juga diserap dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis,Algarismo yang berarti digit.
Karya Terbesar Al Khawarizmi dalam matematika,astronomi,astrologi,geografi,kartografi,sebagai pondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar,trigonometri,dan pada bidang lain yang dia tekuni kemudian.
Pendekatan logika dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi kuadrat memberikan keakuratan dalam disiplin aljabar,nama yang diambil dari nama salah satu buku beliau pada tahun 830 M,Kitab Almukhtasar fi hisab aljabr walmuqabala atau:Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan’,
Buku ini tercatat sebagai buku pertama Al Khawarizmi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12.
Seperti yang tertera di halaman id.wikipedia.org,Al-Khawarizmi juga menulis tentang Penanggalan Yahudi (Risala fi istikhraj tarikh al-yahud atau Petunjuk Penanggalan Yahudi).
Buku iyu menerangkan 19 tahun siklus interkalasi,hukum yang mengatur pada hari apa dari suatu minggu bulan Tishri dimulai yang memperhitungkan interval antara era Yahudi (penciptaan Adam) dan era Seleucid ;dan memberikan hukum tentang bujur matahari dan bulan menggunakan Kalender Yahudi. Sama dengan yang ditemukan oleh al-Biruni dan Maimonides.
Karya lainnya. Beberapa manuskrip Arab di Berlin,Istanbul,Tashkent,Kairo dan Paris berisi pendekatan material yang berkemungkinan berasal dari Al Khawarizmi. Manuskrip di Istanbul berisi tentang sundial,karya lain,seperti determinasi arah Makkah adalah salah satu astronomi sferik.
Dua karya berisi tentang pagi (Ma’rifat sa’at almashriq fi kull balad). Beliau juga menulis 2 buku tentang penggunaan dan perakitan astrolab. Ibnu Al-Nadim dalam Kitab al-Fihrist (sebuah indeks dari bahasa Arab) juga menyebutkan Kitab ar-Ruama (buku sundial) dan Kitab al-Tarikh (buku sejarah) tapi 2 kitab tersebut telah hilang.
Pengaruhnya dalam perkembangan matematika,astronomi dan geografi tidak diragukan lagi dalam catatan sejarah. Pendekatan yang dipakainya menggunakan pendekatan sistematis dan logis.
Dia memadukan pengetahuan dari Yunani dengan Hindu ditambah idenya sendiri dalam mengembangkan matematika. Al Khwarizmi mengadopsi penggunaan angka nol,dalam ilmu aritmetik dan sistem desimal.
Beberapa bukunya banyak diterjemahkan kedalam bahasa latin pada awal abad ke-12,oleh dua orang penerjemah terkemuka yaitu Adelard Bath dan Gerard Cremona. Risalah-risalah aritmetikanya,seperti Kitab Al Jam’a wal Tafreeq bil Hisab al Hindi,Algebra,Al-Maqala fi Hisab-al Jabr wa-al-Muqabilah,hanya dikenal dari translasi berbahasa latin. Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16 sebagai buku pegangan dasar oleh universitas-universitas di Eropa.
Buku geografinya berjudul Kitab Surat al Ard yang memuat peta-peta dunia pun telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris.
Buah pikir Khwarizmi di bidang geografi juga sangat mengagumkan. Dia tidak hanya merevisi pandangan Ptolemeus dalam geografi tapi malah memperbaiki beberapa bagiannya. Tujuh puluh orang geografer pernah bekerja dibawah kepemimpinan Al khwarizmi ketika membuat peta dunia pertama di tahun 830.

Ia dikisahkan pernah pula menjalin kerjasama dengan Khalifah Mamun Al-Rashid ketika menjalankan proyek untuk mengetahui volume dan lingkar bumi. Beliau wafat pada tahun 850 M.

sumber : http://www.al-washliyah.com

Engkaulah Guruku

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 00:01 with


Seorang pemuda belia menemui gurunya dalam keadaan pucat pasi pada suatu pagi. “Wahai Guru,” ujarnya, “Semalam aku mengkhatamkan Al-Qur’an dalam shalat Malamku.”


Sang Guru Tersenyum. “Bagus Nak,” ujarnya. “Dan nanti malam tolong hadirkan bayangan diriku di hadapanmu saat kau baca Al-Qur’an itu. Rasakanlah seolah-olah aku sedang menyimak apa yang engkau baca.“

Esok harinya, sang murid datang dan melapor pada gurunya. “Ya Ustadz,“ katanya. “Semalam aku hanya sanggup menyelesaikan separuh dari Al-Qur’an itu.“

“Engkau sungguh telah berbuat baik,“ sang guru menepuk pundaknya. “Nanti malam lakukan lagi dan lagi kali ini hadirkanlah wajah para shahabat Nabi yang telah mendengar Al-Qur’an itu langsung dari Rasulullah. Bayangkanlah baik-baik bahwa mereka sedang mendengarkan dan memeriksa bacaanmu.“

Pagi-pagi sang murid sudah menghadap dan mengadu. “Duh Guru,” keluhnya, “Semalam bahkan hanya sepertiga Al-Qur’an yang dapat aku lafalkan.”

“Alhamdulillah, engkau telah berbuat baik,” kata sang guru mengelus kepala si pemuda. “Nanti malam bacalah Al-Qur’an dengan lebih baik lagi, sebab yang akan hadir di hadapanmu untuk menyimak adalah Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam sendiri. Orang yang kepadanya Al-Qur’an diturunkan.”

Seusai shalat Subuh, sang guru bertanya, “Bagaimana shalatmu semalam?”

“Aku hanya mampu membaca satu juz Guru,” kata si pemuda sambil mendesah, “Itu pun dengan susah payah.”

“Masyaallah,” kata Sang Guru sambil memeluk sang murid dengan bangga, “Teruskan kebaikan itu, Nak. Dan nanti malam tolong hadirkan Allah ‘Azza wa Jalla di hadapanmu. Sungguh, selama ini pun sebenarnya Allah-lah yang mendengarkan bacaanmu. Allah yang telah menurunkan Al-Qur’an. Dia selalu hadir di dekatmu. Jikaupun engkau tak melihat-Nya, Dia pasti melihatmu. Ingat baik-baik. Hadirkan Allah, karena Dia mendengar dan menjawab apa yang Kau baca!”

Keesokan harinya, ternyata pemuda itu jatuh sakit. Sang guru pun datang menjenguknya. “Ada apa denganmu?” tanya sang Guru.

Sang pemuda berlinang air mata. “Demi Allah, wahai Guru,” ujarnya, “Semalam aku tak mampu menyelesaikan bacaanku. Hatta, cuma Al-Fatihah pun  aku tak sanggup aku menamatkannya. Ketika sampai pada ayat, “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta‘iin” lidahku kelu. Aku merasa aku sedang berdusta. Di mulut aku ucapkan “Kepada-Mu ya Allah, aku menyembah”, tapi jauh di dalam hatiku aku tahu bahwa aku sering memperhatikan yang selain Dia. Ayat itu tak mau keluar dari lisanku. Aku menangis dan tetap saja tak mampu menyelesaikannya.”

“Nak ...,” kata sang guru sambil berlinang air mata, “Mulai hari ini engkaulah guruku. Dan sunggun aku ini muridmu. Ajarkan padaku apa yang telah engkau peroleh. Sebab meski aku membimbingmu di jalan itu, aku sendiri belum pernah sampai pada puncak pemahaman yang kau dapat di hari ini.”

Dari Ibn Al-‘Arabi dalam Futuhat Al-Makkiyah.