Baru : Kajian Alumni by KMAP

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 22:51 with
Satu yang baru di KMAP, apa itu?
~ KAJIAN ALUMNI ~
 Satu kegiatan yang digawangi oleh departemen Ukhuwah KMAP, berupa kajian Islami yang mulai periode tahun ini akan diselenggarakan rutin. Semakin lengkap saja kegiatan dari ukhuwah, setelah sebelum-sebelumnya sukses mengadakan berbagai agenda alumni seperti KMAP Gathering, Rihlah KMAP, dan lain sebagainya.

Kajian alumni, seperti namanya berbentuk kajian yang akan dengan tema dan pengisi pilihan. Agenda ini akan diselenggarakan rutin 1 bulan sekali, dengan tema yang terkurikulum namun tetap up to date. Pelaksanaan kajian alumni ini akan berpindah pindah, dan diutamakan akan diselenggarakan di rumah anggota KMAP sebagai sarana silaturahmi sekaligus.

Kajian ya ...
Eits, tunggu dulu, jangan dikira ini kajian sembarang kajian. Pertama tentu akan sangat menyenangkan ketika kita bisa berkumpul dengan sahabat-sahabat kita, dalam forum yang mulia lagi. Seperti pada umumnya, kebahagiaan pasti akan tumbuh ketika kita berkumpul, setuju? Apalagi jika bertemu dengan sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Ukhuwah dapat, ilmu pun dapat!

Mmm ... lalu siapa saja ya yang bisa ikut Kajian Alumni ini?
Agenda ini diadakan terbuka untuk siapa saja yang mau ikut :D
Dari seluruh muslim padmanaba, baik alumni maupun yang masih sekolah, bahkan teman-teman dari Keluarga Muslim / Lembaga Muslim lainnya bisa bergabung di sini. Jadi, semua berkumpul menuntut ilmu dan berbagi ilmu bersama-sama :D

So ...
Tunggu apa lagi, segera cari info Kajian Alumni terdekat, kemudian datang dan sukseskan.


~ Rajut Ukhuwah Lanjutkan Perjuangan Dakwah ~


Paparan tentang Natal

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 18:52 with
Berikut adalah paparan mengenai Natal yang disampaikan oleh  (Ust. Salim A Fillah) melalui dunia maya. Semoga dapat menambah pemahaman kita tanpa mengurangi toleransi dan rasa hormat kita kepada umat beragama lain nya :).

  Natal ini, terkenang ujaran Allahu yarham KH Abdullah Wasi'an; "Saudara-saudaraku Nashara terkasih, beda antara kita tidaklah banyak."

   Wasi'an: "Kalian mengimani Musa, juga 'Isa. Kamipun sama. Tambahkanlah satu nama; Muhammad. Maka sungguh kita tiada beda.
   Wasi'an: "Kalian imani Taurat, Zabur, & Injil. Kamipun demikian. Tambahkan Al Quran, maka sungguh kita satu tak terpisahkan
   Sungguh adanya kerahiban jadikan kalian lembut hati & dekat pada kami; sementara Yahudi & musyrik musuh terkeras kita. (QS 5: 82)
   Tapi mungkin memang sudah tabiat 'aqidah, satu sama lain tak rela jika kita tak serupa dalam agama secara sepenuhnya. (QS 2: 120)
    Bagaimanapun, selama kita tak saling memerangi & usir-mengusir tersebab iman, tak terlarang kita saling berkebajikan. (QS 60: 8)
    Maka inilah kita mencari titik singgung iman demi kebersamaan; itulah pengakuan ke-Ilahi-an Allah tanpa persekutuan. (QS 3: 64).
    Tetapi kami insyafi sepenuhnya, yakin di dada tak bisa dipaksakan. Kami hormati segala nan tak bisa dipertemukan. (QS 109: 6).
    Dalam keberbedaan itu, izinkan kami tetap mencintai 'Isa & Maryam, meski kami tak bisa memohon kalian mentakjubi Muhammad.
    Izinkan jua kami, membaca dengan berkaca-kaca betapa indah Surat dalam Quran yang berjudul Maryam. Gadis tersuci sepanjang zaman.
    Najasyi Habasyah & Uskup-uskupnya, juga para Patriarkh Najran menitikkan airmata, dibacakan Surat Maryam. Berkenankah kalian jua?
    Ini sungguh bukti bahwa Allah, Nabi, & Al Quran kami mengajarkan pemuliaan nan mengharukan pada Maryam & 'Isa yang tiada duanya. 13. Termuliakanlah 'Isa dengan penciptaan & kelahiran nan ajaib yang bagi kami begitu agung sebagaimana penciptaan Adam. (QS 3: 59).
    Termulialah 'Isa nan bicara dalam buaian. Salam sejahtera baginya di saat lahir, kelak diwafatkan, & nantinya dibangkitkan. (QS 19: 33)
    Saudara Nasrani terkasih; kami mencintai 'Isa, Nabi & RasulNya. Ruh & kalimatNya, yang ditiup-tumbuhkan dalam rahim suci Maryam
    Natal ini, kalian rayakan kelahiran 'Isa yang agung; tapi bagi kami tanggal 25 Desembernya agak membuat terkerut dahi bertanya-tanya.
    Sebab Maryam nan sungguh berat ujiannya itu bersalin di saat kurma masak penuh tandannya. Kemungkinan itu Maret, bukan Desember. 18. Maafkan jika menyinggung hati, tapi sungguh telah ditulis para Sejarawan, 25 Des itu hari kelahiran Janus & Mitra, Dewa Matahari.
    Sungguhpun ingin rasanya syukuri lahirnya Rasul Ulul 'Azmi nan teguh hati; 'Isa, agak tak nyaman hati kami dengan hari pagan ini. 20. Sayangnya, hampir seluruh gereja sudah menyepakatinya, sampai seorang Sejarawan memelesetkan 'Son of God' sebagai 'Sun of God'.
    Itulah awal-awal yang membuat kami berat hati untuk ucapkan Salam Natal. Ini harinya Janus & Mitra. Bukan harinya 'Isa, kawan terkasih.
    Tentu tradisi ribuan tahun dengan salju & cemara, pohon sesembahan pagan Eropa itu tak bisa kami paksa untuk diubahkan seenaknya.
    Tinggal kini, dalam hasrat hati tuk membalas penghormatan yang kalian berikan di 'Idul Fitri & Adhha, kami kan simak para 'ulama.
    Sungguh, agama ini memerintahkan untuk membalas tiap pemuliaan dengan penghargaan yang lebih baik, minimal senilainya. (QS 4: 86)
    Yang disepakati para 'ulama atas keharamannya adalah keterlibatan dalam segala yang bernilai ritual & ibadah. Pun jua Fatwa MUI. 26. Jika keterlibatan dalam kegiatan Natal nan bersifat ibadah & ritual disepakati haramnya, para 'ulama ikhtilaf pada soal ucapan selamat.
    Yang membolehi selamat Natal al Dr. Musthafa Az Zarqa, Dr. Yusuf Al Qaradlawy; menyebut tahniah tak terkait dengan ridha atas 'aqidah.
    Tahniah Natal, kata keduanya; bisa menjadi da'wah sebagaimana Ibrahim bicara tentang tertuhannya bintang, bulan, mentari. (QS 6: 77-83)
    Oh iya, QS 6: 77-83 TIDAK berkisah tentang 'Ibrahim Mencari Tuhan', tapi 'Ibrahim Berda'wah', demikian ditegaskan Al Qurthuby.
    Maka tahni-ah Natal yang diikuti komunikasi intensif sebagaimana dilakukan Ibrahim pada penyembah bintang, bulan, mentari adalah indah.
    Dr. Abdussattar memberi catatan kemubahan tahni-ah Natal ini dengan kehati-hatian memilih diksi. Doa menuju hidayah lebih dianjurkan.
    Adapun Al 'Utsaimin, Lajnah Fatwa KSA, dll cenderung mengharamkan tahni-ah Natal tersebab hal itu sama dengan meridhai 'aqidah keliru.
    Jadi ikhtilaf 'Ulama terkait tahni-ah Natal ini ada di ranah pemaknaan kalimat ucapan tersebut. Masing-masingnya lalu mengajukan dalil.
    Ulamapun berfatwa sesuai konteks di seputarnya, tentu ada perbedaan lingkungan sosial nan melatarbelakangi fatwa nan tak sama.
    Lajnah Fatwa KSA&Al Utsaimin menjawab di negeri yang nyaris tiada Nasrani. Al Qaradlawy&Az Zarqa berfatwa tuk masyarakat majemuk.
    Bagaimana sikap atas beda fatwa ucapan Natal? Kata Asy-Syafi'i, Al Khuruj minal Ikhtilaafi Mustahabb: keluar dari selisih itu disukai.
    Dengan jernih hati & mengukur kapasitas diri, kita bisa mempertimbangkan kedua-duanya. Ada keadaan-keadaan yang harus dicermati.
    Ikhtilaf ahli ilmu insyaaLlah menjadi kemudahan bagi kita untuk beramal yang tak sekedar benar, melainkan juga tepat & cerdas.
    Akan ada yang menghajatkan fatwa Al Qaradlawy & Az Zarqa, al; di wilayah muslim minoritas, keluarga majemuk nan erat hubungan dll
    Akan ada juga yang hajatkan fatwa Al 'Utsaimin pada posisi memelihara 'izzah agama. Misalnya Raja KSA sebagai Khadimul Haramain.
    Kata Abu Hanifah; yang terpenting BUKAN mengamalkan pendapat kami atau tidak. Melainkan mengetahui bagaimana kami menetapkannya.
    Dan adalah dosa; mengatasnamakan 'ulama tuk haramkan sesuatu; padahal mereka tidak;
    Mengamalkan atau tak mengamalkan; jauh lebih ringan dari soal menghalalkan & mengharamkan; karena ia adalah haq Pembuat Syari'at.
    Sebab itu; para 'Ulama mengistilahkan beda pendapat Fiqh dalam dimensi SHAWAB (tepat) & KHATHA' (keliru), bukannya HAQ & BATHIL.
    Maka dengan ilmu memadai, mari beramal terbaik bagi iman kita pada Allah, bagi misi kita sebagai ummat terbaik di tengah manusia.
    Demikian bincang. Semoga tak kecewa karena jawabnya tak satu. Sebab Salim, terlalu bodoh untuk lancang mentarjih ikhtilaf Ulama;)
    Maafkan sejak tadi bincang ini terjeda-jeda; karena qadarauLlah sedang fakir sinyal;

KMAP Cooking Contest 2011

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 15:39 with
KMAP, khususnya Divisi Ukhuwah selalu saja mengadakan acara yang dapat menyejukkan pikiran dan menyegarkan ukhuwah. Sebut saja KMAP Cooking Contest, yaitu kompetisi masak antara ikhwan KMAP vs. akhwat KMAP, seperti itulah format awalnya. Cooking contest ini menjadi salah satu variasi dari KMAP Gathering yang rutin dilaksanakan ketika memasuki masa-masa liburan.

Dilaksanakan satu minggu setelah Hari Raya Iedul Adha 1432H dan betempat di rumah Pasga Purisha 15KM utara kota Yogyakarta. Diikuti oleh belasan anggota KMAP, proses masak-memasak berjalan seru dari pagi hingga siang hari. Kali ini ikhwan-ers memilih sate kambing sebagai menu, dan akhwat-ers tak mau kalah dengan memilih bistik sapi sebagai jurus andalan (FYI, Cooking Contest 2010 mereka juga memilih menu yg sama).

Tepat jam 13.00 dan 2 menu utama dengan menu tambahan lainnya telah siap dihidangkan.



Hingga sampai pada sesi yang sangat ditunggu-tunggu, yaitu ... Makaaaaan :D *dan tak lupa berdo'a dulu sebelum makan :)




Alhamdulillah ...
Kehangatan keluarga KMAP sekali lagi terasa dalam KMAP Cooking Contest ini. Sampai-sampai terlupa bahwa awalnya akan diadakan 'lomba masak'. Karena semua masakan yang dihidangkan luar biasa enaknya. Karena bumbu-bumbu rahasia yang sudah diracik oleh para KMAP. Tak lain dan tak bukan adalah bumbu ukhuwah dan rasa cinta karena ALLOH Azza wa Jalla.



Terimakasih mas Pasga Purisha atas ketersediannya 'diobrak abrik' rumahnya, terimakasih Divisi Ukhuwah atas terselenggaranya agenda ini, terimakasih kepada semua KMAP atas partisipasinya.

Dan terimakasih kepada ALLOH atas segala kenikmatan yang ENGKAU berikan :)

~ Rajut Ukhuwah Lanjutkan Perjuangan Dakwah ~

Kisah Al Khawarizmi

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 13:33 with

Al Goritma (logaritma),begitu pemilik nama asli Muhammad bin Musa Al Khawarizmi itu di kenal. Ilmuwan Islam ini lahir di Uzbekistan tahun 780 M.
Al Khawarizmi adalah seorang ahli matematika,astronomi,astrologi,dan geografi,ia mengabdikan sepanjang hidupnya untuk mengajar dan menulis buku di Baghdad,Irak. Buku pertamanya,al Jabar,adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar.
Translasi bahasa Latin dari Aritmatika yang memperkenalkan angka India,kemudian diperkenalkan sebagai sistem penomoran posisi desimal di dunia Barat pada abad ke-12.
Ia merevisi dan menyesuaikan geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.
Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika,tapi juga dalam kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata al Jabr,satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat,
yang tercantum dalam buku karangan Al Khawarizmi. Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi,latinisasi dari nama panggilannya.
Nama Al Goritma juga diserap dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis,Algarismo yang berarti digit.
Karya Terbesar Al Khawarizmi dalam matematika,astronomi,astrologi,geografi,kartografi,sebagai pondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar,trigonometri,dan pada bidang lain yang dia tekuni kemudian.
Pendekatan logika dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi kuadrat memberikan keakuratan dalam disiplin aljabar,nama yang diambil dari nama salah satu buku beliau pada tahun 830 M,Kitab Almukhtasar fi hisab aljabr walmuqabala atau:Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan’,
Buku ini tercatat sebagai buku pertama Al Khawarizmi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12.
Seperti yang tertera di halaman id.wikipedia.org,Al-Khawarizmi juga menulis tentang Penanggalan Yahudi (Risala fi istikhraj tarikh al-yahud atau Petunjuk Penanggalan Yahudi).
Buku iyu menerangkan 19 tahun siklus interkalasi,hukum yang mengatur pada hari apa dari suatu minggu bulan Tishri dimulai yang memperhitungkan interval antara era Yahudi (penciptaan Adam) dan era Seleucid ;dan memberikan hukum tentang bujur matahari dan bulan menggunakan Kalender Yahudi. Sama dengan yang ditemukan oleh al-Biruni dan Maimonides.
Karya lainnya. Beberapa manuskrip Arab di Berlin,Istanbul,Tashkent,Kairo dan Paris berisi pendekatan material yang berkemungkinan berasal dari Al Khawarizmi. Manuskrip di Istanbul berisi tentang sundial,karya lain,seperti determinasi arah Makkah adalah salah satu astronomi sferik.
Dua karya berisi tentang pagi (Ma’rifat sa’at almashriq fi kull balad). Beliau juga menulis 2 buku tentang penggunaan dan perakitan astrolab. Ibnu Al-Nadim dalam Kitab al-Fihrist (sebuah indeks dari bahasa Arab) juga menyebutkan Kitab ar-Ruama (buku sundial) dan Kitab al-Tarikh (buku sejarah) tapi 2 kitab tersebut telah hilang.
Pengaruhnya dalam perkembangan matematika,astronomi dan geografi tidak diragukan lagi dalam catatan sejarah. Pendekatan yang dipakainya menggunakan pendekatan sistematis dan logis.
Dia memadukan pengetahuan dari Yunani dengan Hindu ditambah idenya sendiri dalam mengembangkan matematika. Al Khwarizmi mengadopsi penggunaan angka nol,dalam ilmu aritmetik dan sistem desimal.
Beberapa bukunya banyak diterjemahkan kedalam bahasa latin pada awal abad ke-12,oleh dua orang penerjemah terkemuka yaitu Adelard Bath dan Gerard Cremona. Risalah-risalah aritmetikanya,seperti Kitab Al Jam’a wal Tafreeq bil Hisab al Hindi,Algebra,Al-Maqala fi Hisab-al Jabr wa-al-Muqabilah,hanya dikenal dari translasi berbahasa latin. Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16 sebagai buku pegangan dasar oleh universitas-universitas di Eropa.
Buku geografinya berjudul Kitab Surat al Ard yang memuat peta-peta dunia pun telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris.
Buah pikir Khwarizmi di bidang geografi juga sangat mengagumkan. Dia tidak hanya merevisi pandangan Ptolemeus dalam geografi tapi malah memperbaiki beberapa bagiannya. Tujuh puluh orang geografer pernah bekerja dibawah kepemimpinan Al khwarizmi ketika membuat peta dunia pertama di tahun 830.

Ia dikisahkan pernah pula menjalin kerjasama dengan Khalifah Mamun Al-Rashid ketika menjalankan proyek untuk mengetahui volume dan lingkar bumi. Beliau wafat pada tahun 850 M.

sumber : http://www.al-washliyah.com

Engkaulah Guruku

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 00:01 with


Seorang pemuda belia menemui gurunya dalam keadaan pucat pasi pada suatu pagi. “Wahai Guru,” ujarnya, “Semalam aku mengkhatamkan Al-Qur’an dalam shalat Malamku.”


Sang Guru Tersenyum. “Bagus Nak,” ujarnya. “Dan nanti malam tolong hadirkan bayangan diriku di hadapanmu saat kau baca Al-Qur’an itu. Rasakanlah seolah-olah aku sedang menyimak apa yang engkau baca.“

Esok harinya, sang murid datang dan melapor pada gurunya. “Ya Ustadz,“ katanya. “Semalam aku hanya sanggup menyelesaikan separuh dari Al-Qur’an itu.“

“Engkau sungguh telah berbuat baik,“ sang guru menepuk pundaknya. “Nanti malam lakukan lagi dan lagi kali ini hadirkanlah wajah para shahabat Nabi yang telah mendengar Al-Qur’an itu langsung dari Rasulullah. Bayangkanlah baik-baik bahwa mereka sedang mendengarkan dan memeriksa bacaanmu.“

Pagi-pagi sang murid sudah menghadap dan mengadu. “Duh Guru,” keluhnya, “Semalam bahkan hanya sepertiga Al-Qur’an yang dapat aku lafalkan.”

“Alhamdulillah, engkau telah berbuat baik,” kata sang guru mengelus kepala si pemuda. “Nanti malam bacalah Al-Qur’an dengan lebih baik lagi, sebab yang akan hadir di hadapanmu untuk menyimak adalah Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam sendiri. Orang yang kepadanya Al-Qur’an diturunkan.”

Seusai shalat Subuh, sang guru bertanya, “Bagaimana shalatmu semalam?”

“Aku hanya mampu membaca satu juz Guru,” kata si pemuda sambil mendesah, “Itu pun dengan susah payah.”

“Masyaallah,” kata Sang Guru sambil memeluk sang murid dengan bangga, “Teruskan kebaikan itu, Nak. Dan nanti malam tolong hadirkan Allah ‘Azza wa Jalla di hadapanmu. Sungguh, selama ini pun sebenarnya Allah-lah yang mendengarkan bacaanmu. Allah yang telah menurunkan Al-Qur’an. Dia selalu hadir di dekatmu. Jikaupun engkau tak melihat-Nya, Dia pasti melihatmu. Ingat baik-baik. Hadirkan Allah, karena Dia mendengar dan menjawab apa yang Kau baca!”

Keesokan harinya, ternyata pemuda itu jatuh sakit. Sang guru pun datang menjenguknya. “Ada apa denganmu?” tanya sang Guru.

Sang pemuda berlinang air mata. “Demi Allah, wahai Guru,” ujarnya, “Semalam aku tak mampu menyelesaikan bacaanku. Hatta, cuma Al-Fatihah pun  aku tak sanggup aku menamatkannya. Ketika sampai pada ayat, “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta‘iin” lidahku kelu. Aku merasa aku sedang berdusta. Di mulut aku ucapkan “Kepada-Mu ya Allah, aku menyembah”, tapi jauh di dalam hatiku aku tahu bahwa aku sering memperhatikan yang selain Dia. Ayat itu tak mau keluar dari lisanku. Aku menangis dan tetap saja tak mampu menyelesaikannya.”

“Nak ...,” kata sang guru sambil berlinang air mata, “Mulai hari ini engkaulah guruku. Dan sunggun aku ini muridmu. Ajarkan padaku apa yang telah engkau peroleh. Sebab meski aku membimbingmu di jalan itu, aku sendiri belum pernah sampai pada puncak pemahaman yang kau dapat di hari ini.”

Dari Ibn Al-‘Arabi dalam Futuhat Al-Makkiyah.

MUSYAWARAH BESAR KMAP Al-Khawarizmi

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 14:35 with
sebelumnya, afwan dan afwn, admin harus berkali-kali mengucap kata maaf karena postingan yang selalu terlambat dan nggak up-to-date banget :B
Setelah kepengurusan KMAP Al-khawarizmi 2010/2011 berjalan selama satu tahun, maka sudah saatnya untuk dilakukan lagi Musyawarah Besar KMAP Al-khawarizmi yang sesuai kesepakatan diadakan setiap tahun. Sebagai persiapan dibentuklah Dewan Formatur KMAP Al-khawarizmi yang dibentuk melalui voting anggota luar biasa KMAP Al-khawarizmi. Dewan Formatur ini terdiri dari perwakilan ikhwan-akhwat dari 3 angkatan masa keaktifan KMAP Al-khawarizmi.

Sesuai dengan tugasnya, Dewan Formatur telah menghasilkan beberapa hal, di antaranya penggubahan AD/ART KMAP Al-khawarizmi, struktur dan kepengurusan baru KMAP Al-khawarizmi, dan catatan-catatan lain yang harus diperhatikan KMAP Al-khawarizmi periode yang baru.

Musyawarah Besar KMAP Al-khawarizmi, yang diorganisir oleh Divisi Ukhuwah ini dilaksanakan pada tanggal 26 September 2011 di Ruang AVA SMA N 3 Yogyakarta. Meski dengan beberapa tantangan dan rintangan, berkat kerja keras penanggung jawab agenda ini, MUBES dapat terlaksanan dengan lancar di tengah hiruk pikuk Pilkada Kota Yogyakarta.

MUBES KMAP ini pada dasarnya adalah penggabungan antara Musyawarah Pertanggungjawaban dan Musyawarah Kerja.

Laporan Pertanggung jawaban dilakukan di sesi awal, berupa presentasi dan diskusi mengenai berbagai hal yang telah dilakukan oleh KMAP Al-khawarizmi periode 2010-2012, baik dari Divisi Mentoring, Kaderisasi, Ukhuwah dan PH.

Berlanjut dengan Laporan Dewan Formatur mengenai beberapa keputusan. Dengan disetujuinya laporan Dewan Formatur ini maka tugas DF selesai dan DF secara resmi dibubarkan. Sesi ini terangkai dengan suksesi PH dan Koordinator KMAP Al-khawarizmi yang baru. Secara resmi Mas'ul KMAP Al-khawarizmi beralih dari Aditya Sapta Nugraha [Teknik Elektro] ke Ardiyanto Pratomo [Sastra Jepang].

Dalam MUBES yang dihadiri dari berbagai komponen KMAP dan SKI Al-khawarizmi ini dihasilkan beberapa hal yang telah disetujui dan disepakati oleh peserta MUBES, di antaranya:
  • Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KMAP Al-khawarizmi
  • Struktur KMAP Al-khawarizmi
  • Kepengurusan KMAP Al-khawarizmi

AD/ART KMAP Al-khawarizmi
Terdapat beberapa pengubahan dan penambahan pasal di batang tubuhnya. Ini dilakukan untuk memperjelas pembagian peran dan kerja KMAP, serta meningkatkan efektifitas kerja KMAP. Meskipun dengan adanya AD/ART ini, KMAP tetaplah bukan sebuah organisasi murni, melainkan keluarga dengan sentuhan organisasi.

Struktur KMAP Al-khawarizmi
Satu hal yang baru di KMAP 2011-2012 adalah diresmikannya BSO (Badan Semi Otonom) KMAP yang pertama, yaitu Tim Teratai. Sebagai informasi, Tim Teratai adalah lembaga organizer outbound dan inbound. Dengan jargonnya 'Belajar dan Berkarya untuk Indonesia', Tim Teratai ini sebelumnya telah berhasil menangani sekian kegiatan outbound dan inbound di beberapa sekolah dan organisasi di Yogyakarta.

Kepengurusan KMAP Al-khawarizmi
Dewan Formatur telah memutuskan bahwa periode kepengurusan KMAP berlaku selama 1 tahun. Oleh karena itu untuk KMAP 2011-2012 ini harus dibentuk struktur kepengurusan yang baru. Di MUBES ini, Dewan Formatur me-rilis kepengurusan KMAP 2011-2012 yang alhamdulillah disetujui oleh semua peserta MUBES. Berikut adalah struktur kepengurusan  KMAP Al-khawarizmi 2011-2012:
  • Pengurus Harian
    • Kepala Keluarga
      • Ardiyanto Pratomo (65)
    • Sekretaris Jendral
      • Peni Susilowati Putri (64)
  • Divisi
    • Koordinator Divisi Mentoring
      • Nico Adi Nugroho (66)
    • Koordinator Divisi Kaderisasi
      • Normalita Eka Susanti (64)
    • Koordinator Divisi Ukhuwah
      • Nurul Trya Wulandari (65)
  • BSO
    • Koordinator BSO Tim Teratai
      • Nuruzzaman Alkautsar (64)
Pada sesi sore, musyawarah kerja dilaksanakan. PH, 3 Divisi dan Tim Teratai mempresentasikan rencana kerja masing-masing untuk 1 tahun ke depan. Dan sekian inovasi juga telah dipersiapkan untuk membangun KMAP yang lebih luar biasa lagi.

Sekian tugas, tanggungjawab dan harapan telah menanti KMAP Al-khawarizmi ke depannya. Dukungan dan partisipasi yang selama ini telah dicurahkan oleh berbagai pihak, telah menjadikan KMAP berjalan dan berkembang hingga seperti ini. Dan tentunya di periode KMAP yang baru ini, KMAP akan tumbuh lebih besar lagi dan lebih bermanfaat lagi demi terwujudnya cita-cita Padmanaba Islami.

Musyawarah besar ini ditutup dengan ramah tamah dan halal bihalal peserta MUBES KMAP Al-khawarizmi.

Dakwah ini akan terus diperjuangkan ...
Rajut ukhuwah ...
Lanjutkan perjuangan dakwah ...



Tim Teratai Terlahir

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 00:12 with



Apa itu Tim Teratai?
Yup, keinginan Keluarga Muslim Alumni Padmanaba untuk memiliki lembaga khusus outbound dan training akhirnya terwujud, dengan lahirnya Tim Teratai ini. Tim Teratai yang sudah didengung-dengungkan semenjak beberapa tahun lalu, telah terwujud pada tahun 2010. Meski begitu terlahir, Tim Teratai tidak serta merta menjadi besar. Butuh proses untuk membesarkan Tim Teratai ini, dari banyak aspek.

Tim Teratai ini dikonsep untuk menangani:

  1. Outbound
  2. Training
    • Organisasi dan Kepemimpinan
    • AMT (Achievement Motivation Training)
    • Kajian Ke-Islaman

Namun Tim Teratai tetap menjaga fleksibilitas konsep acara yang akan dilaksanakan, sesuai dengan permintaan. Sementara ini personel Tim Teratai adalah alumni-alumni SMA N 3 Yogyakarta, yang bersinergi dengan Keluarga Muslim Alumni Padmanaba. Dengan 3 kantor utama, yaitu sekretariat 1, sekretariat 2 dan 'gudang' Tim Teratai.

Semenjak lahir, Tim Teratai sudah dipercaya untuk menangani beberapa kegiatan, di antaranya :

Upgrading Pengurus SKI AL-Khawarizmi 67 yang bekerja sama dengan SKI Al-Khawarizmi (16 Mei 2011)
Outbond Super Rihlah Mentoring SMA N 9 yang bekerja sama dengan FORMASI SMA N 9 (19 Juni 2011)
Outbond Muslim Tangguh yang bekerja sama dengan FORMASTA (Forum Remaja Masjid Sariharjo Tengah) (3 Juli 2011)
Motivation Training untuk pelajar SD Muhammadiyah Sapen (Juni 2011)
Kajian keislaman untuk adik-adik TPA di Kricak Kidul (23 Juni 2011)
Kajian keislaman untuk adik-adik TPA di Tegalrejo (30 Juni 2011)
Training Remaja Islami untuk alumni SMA Muhammadiyah 1 (25 April 2011)
Training Pembentukan Karakter untuk pemuda di Desa Plerel, Bantul (5 April 2011)
Training Pengurus Rohis SKI Al-Khawarizmi SMA Negei 3 Yogyakarta (28 Juni 2011)
Studium General Mentoring SMA 8 Yogyakarta (16 Agustus 2011)

Tim Teratai Bersama Forum Masjid Sariharjo Tengah
Tim Teratai Bersama FORMASSI

Ke depannya, Tim Teratai akan terus dibangun dan disempurnakan, hingga menjadi Lembaga Training dan Outbound yang terkemuka di Yogyakarta khususnya. Do'a dan dukungan semua pihak adalah harapan Tim Teratai, demi kemajuan dakwah dan kejayaan Islam. Aaamiiin.




Kontak Tim Teratai :
Email:
timteratai@gmail.com
Facebook Page :
http://www.facebook.com/pages/Tim-Teratai/148867148517449


Syi’ah Menurut Kacamata Sejumlah Tokoh

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 00:32 with
Keberadaan paham sesat Syi’ah di Indonesia semakin disadari eksistensinya ketika di Iran terjadi revolusi yang berlangsung sejak awal 1978 dan berakhir di penghujung 1979, saat Khomeini disepakati menjadi pemimpin tertinggi negara pada bulan Desember.

Keberhasilan revolusi Iran meruntuhkan kekuasaan rezim korup Shah Mohammad Reza Pahlevi yang bercorak monarki menjadi republik, membuat sebagian pemuda kita yang sudah jenuh dengan rezim Soeharto menjadi melirik paham Syi’ah. Sebagian dari mereka tidak sekedar melirik tetapi justru kepincut. Bahkan, ada yang menjadi misionaris syi’ah. Salah satu diantaranya adalah Jalaluddin Rakhmat.

Menurut pengamat politik, sesungguhnya bukan paham Syi’ah yang membuat revolusi Iran berhasil menumbangkan rezim monarkis yang korup, tetapi sekutu Iran yakni Amerika sudah mulai jenuh dengan kepemimpinan Shah Mohammad Reza Pahlevi yang terlalu lama (dari 16 September 1941 hingga 11 Februari 1979).

Kala itu, Amerika dan negara-negara Barat pada umumnya mulai menginginkan diterapkannya demokrasi di Iran. Apalagi, kekuatan militer yang selama ini menjaga kekuasaan rezim Shah Iran, menunjukkan sikap berbeda: dari semula mendukung kemudian bersikap ‘netral’ yang berarti melepaskan dukungan. Ditambah lagi dengan inflasi yang tinggi, demonstrasi yang massif dan terus menerus, membuat rezim Shah Iran yang sekuler pun runtuh.

Namun demikian, sebagian generasi muda Islam tetap kepincut dengan Syi’ah yang merupakan induk kesesatan ini. Untuk itulah para tokoh Islam kala itu, berusaha membendung masuknya paham Syi’ah ke kalangan muda. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menerbitkan buku saku sebagaimana dilakukan Prof. Dr. H.M. Rasyidi (1984)

Sebelumnya, 1983, Departemen Agama saat jabatan menterinya dipegang oleh Munawir Sjadzali, mengeluarkan surat edaran bertajuk “Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi’ah”. Setidaknya, menurut edaran tersebut, perbedaan antara Syi’ah dengan Islam (ahlussunnah wal jama’ah) dapat dilihat pada tujuh hal pokok.

Pertama, mengenai kedudukan Ali bin Abi Thalib ra. Menurut pandangan Islam, Ali bin Abi Thalib ra merupakan salah satu dari Khulafa Rasyidin, sebagai Khalifah ke-4. Namun menurut pemahaman Syi’ah, Ali ra adalah Imam yang maksum (terjaga dari salah dan dosa.), serta memiliki sifat-sifat Ketuhanan, dan mempunyai kedudukan di atas manusia. Pemahaman tersebut jelas-jelas bukan merupakan ajaran Islam.

Kedua, mengenai kedudukan Abu Bakar ra, Umar bin Khattab ra dan Usman bin Affan ra. Menurut pandangan Islam mereka adalah Khulafa Rasyidin (sebagai khalifah pertama, kedua dan ketiga). Namun menurut pemahaman Syi’ah, kekhalifahan mereka (terutama Abu Bakar ra dan Umar bin Khattab ra) tidak sah, karena dianggap menyerobot hak Ali bin Abi Thalib ra. Selain mengingkari, kalangan Syi’ah juga mengutuk Abu Bakar ra dan Umar bin Khattab ra. Mengingkari dan mengutuk Abu Bakar ra dan Umar bin Khattab ra menurut ajarah Syi’ah merupakan ajaran prinsip yang harus dilakukan. Sementara itu, menurut ajaran Islam, perbuatan tersebut tidak patut dan dilarang.


Ketiga, mengenai kedudukan Kekhalifahan (Khilafah). Menurut pandangan Islam, Khalifah adalah pemimpin umat yang harus memenuhi syarat-syarat kepemimpinannya; siapapun dapat menduduki jabatan ini asal memenuhi syarat dan ditempuh dengan cara yang sah; selain itu, menurut pandangan Islam perihal Khalifah adalah masalah keduniaan dan kemashlahatan (bukan bagian dari Rukun Iman). Namun menurut pemahaman Syi’ah, Khalifah atau Imam itu harus dari keturunan Ali bin Abi Thalib ra dan bersifat maksum; Imam mempunyai sifat-sifat Ketuhanan; kedudukan Imam lebih tinggi dari manusia biasa, sebagai perantara antara Tuhan dan manusia; perihal Imam termasuk masalah keagamaan dan menyangkut keimanan (Rukun Iman versi Syi’ah); kedudukan Imam sebagai penjaga dan pelaksana syari’at; selain itu menurut pemahaman Syi’ah, apapun yang dikatakan atau diperbuat Imam dianggap benar, dan yang dilarang oleh Imam dianggap salah.

Keempat, mengenai Ijma’ Ulama. Menurut pandagan Islam, Ijma’ Ulama sebagai sumber hukum ketiga setelah Al-Qur’an dan Al-Hadits. Namun menurut pemahaman Syi’ah, Ijma’ Ulama tidak diakui sebagai salah satu sumber hukum, karena hal itu bermakna memasukkan unsur pemikiran manusia ke dalam agama, dan itu tidak boleh. Menurut pemahaman Syi’ah, Ijma hanya dapat diterima apabila direstui oleh Imam, karena Imam adalah penjaga dan pelaksana Syari’at.

Kelima, mengenai Hadits. Menurut pandangan Islam, Hadits didukkan sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an; sebuah Hadits dapat diterima bila diriwayatkan oleh orang yang terjamin integritasnya, apapun golongannya. Sedangkan menurut pemahaman Syi’ah, sebuah Hadits dapat diterima bila hadits itu diriwayatkan oleh ulama Syi’ah. Ini berarti kalangan Syi’ah memperlakukan Hadits secara diskriminatif.

Keenam, mengenai Ijtihad. Menurut pandangan Islam, Ijtihad diakui keberadaannya karena dianjurkan oleh Al-Qur’an dan Hadits.; selain itu, menurut pandangan Islam, Ijtihad adalah sarana pengembangan hukum dalam bidang-bidang keduniaan. Namun menurut pemahaman Syi’ah, Ijtihad tidak diperkenankan karena segala sesuatu harus bersumber dan tergantung Imam. Ini berarti, dalam pandangan Syi’ah, kekuasaan Imam menurut bersifat religius otoriter.

Ketujuh, mengenai Nikah Mut’ah. Menurut pandangan Islam, Nikah Mut’ah merupakan sesuatu yang dilarang (tidak boleh), dan dipandang sebagai menyerupai perzinahan, merendahkan derajat wanita, dan berdampak menelantarkan anak/keturunan. Namun menurut pandangan Syi’ah, Nikah Mut’ah itu selain halal juga dipraktekkan sebagai salah satu identitas dari golongan Syi’ah Imamiah.
Demikianlah tujuh pokok perbedaan antara Islam dan Syi’ah. Berkenaan dengan terpilihnya Abu Bakar ra sebagai Khalifah pertama, dapat dilihat melalui penuturan gamblang Prof. Dr. H.M. Rasyidi melalui bukunya berjudul “Apa Itu Syi’ah?” yang terbit tahun 1984.

Ketika Rasulullah saw. wafat pada 8 Juni 632 M, saat itu Negara Madinah baru berusia 10 tahun. Ada dua jabatan yang melekat pada Muhammad SAW, yaitu sebagai Rasulullah dan sebagai kepala negara. Sebagai Nabi dan Rasul, tentu tidak ada lagi Nabi dan Rasul sesudah wafatnya Muhammad. Namun sebagai kepala negara, harus ada pengganti.

Menurut penuturan Prof. Dr. H.M. Rasyidi: “Dalam suasana yang kalut, Umar ibn Khattab mengulurkan tangannya kepada Abu Bakar agar ia berdiri. Dan setelah Abu Bakar berdiri Umar mengatakan bahwa ia dengan rela hati akan patuh kepada Abu Bakar sebagai pengganti nabi atau khalifah. Dengan ucapan Umar itu semua yang hadir serentak menyampaikan persetujuan mereka. Setelah itu Abu Bakar sebagai Khalifah, bersama-sama Umar dan sahabat-sahabat Nabi lainnya, pergi ke rumah Nabi Muhammad saw untuk mengurus pemakaman jenazah beliau saw.”

Peristiwa tersebut bagi kalangan Syi’ah, merupakan penyerobotan Umar dan Abu Bakar terhadap hak Ali yang sesungguhnya menurut angapan mereka paling berhak atas jabatan khalifah. Menurut Prof. Dr. H.M. Rasyidi, kecenderungan sekelompok orang terhadap Ali antara lain didasarkan pada sifat berani Ali yang ditunjukkannya di medan peperangan, keakraban Ali dengan Muhammad SAW, status Ali yang bersaudara sepupu dengan Rasululah. Terlebih lagi, Ali kemudian menjadi menantu Muhammad Rasulullah. Ali menikah dengan Fathimah dan dikaruniai Allah dua orang cucu lelaki: Hasan dan Husein.

Husein kemudian menikah dengan putri Persia (Iran) yang terakhir. Bangsa Persia, sebelum masuk Islam mempunyai kecenderungan menghormati, menjunjung tinggi bahkan mendewa-dewakan raja-raja mereka. Bahkan setelah masuk Islam pun kecenderungan itu masih berlanjut, mereka memandang Nabi seperti mereka memandang Kisra (Raja persia), dan memandang keluarga Nabi sebagaimana mereka memandang Dinasti Persia, dan mereka menganggap bahwa jika Nabi wafat, maka penggantinya haruslah dari pihak keluarga nabi.

Latar belakang budaya Persia (Iran) seperti itulah yang menyebakan paham sesat Syi’ah berkembang di Iran, bahkan berhasil menumpas Islam (Sunni) sejak agama Syi’ah Imamiyah (khususnya Itsna ‘Asyriyah) menjadi agama resmi negara. Menurut Rasyidi: “…ketika Isma’il Shafawi jadi penguasa di Iran, ia menjadikan aliran Itsna ‘Asyriyah sebagai agama resmi negara, dan menghapuskan aliran Ahlus Sunnah. Ia meninggal pada tanggal 24 Mei 1524. Dinasti Shafawi dihapuskan oleh Nadirsyah pada tanggal 26 Februari 1737, tetapi agama Syi’ah Itsna ‘Asyriyah tetap menjadi agama negara.”

Menurut Drs. KH Moch. Dawam Anwar dalam sebuah makalahnya berjudul “Inilah Haqiqat Syi’ah”, meski paham Syi’ah itu tediri dari berbagai sekte, namun bila saat ini kita menyebut Syi’ah, maka yang dimaksud adalah Syi’ah Imamiyah, khususnya Itsna ‘Asyariyah, yaitu golongan Syi’ah yang percaya kepada Dua belas Imam. Syi’ah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah telah mencakup sebagian besar pendapat-pendapat dan aqidah yang dianut oleh sekte-sekte Syi’ah lain yang berbeda-beda.

Menurut KH Irfan Zidny, MA yang pernah tinggal di negara-negara berpenduduk mayoritas Syi’ah, dan pernah belajar kepada ulama-ulama Syi’ah, selama delapan belas tahun, “Syi’ah Imamiyah Itsnaa ‘Asyariyah lebih tepat disebut Aliran Politik daripada Aliran ‘Aqidah (Tauhid dan Syariah). Ini dapat dilihat dari definisi para Ulama Syi’ah sendiri tentang faham ini. Sebutan Syi’ah Imamiyah Itsnaa ‘Asyariyah memperkuat makna Syi’ah sebagai faham politik seperti masalah siapa yang berhak menjadi kepala negara sesudah Nabi saw wafat, bagaimana bentuk negara Islam, apa UUD Islam, dan sebagainya. Pengaruh Imamah (‘Ali dan anak keturunannya) lebih menonjol dalam kegiatan dan moralitas Syi’ah, sehingga mewarnai semua ajarannya seperti Aqidah, Syariah dan Tasawuf. Imamah menjadi sumber penafsiran Al-Qur’an, pembuatan dan penjelasan hadits dan sumber kekuasaan setelah Allah SWT dan Rasulullah saw.”

Menurut Drs. HM Nabhan Husein, seraya mengutip kitab Sa’ad bin Abdullah Al-Asy’ari Al-Qummi, dikatakan bahwa “… Syi’ah Imamiyah Itsnaa ‘Asyariyah itu timbul belakangan dan tidak pernah ada dan diketahui di masa Rasulullah saw dan Khulafaur Rasyidin. Ia merupakan kombinasi berbagai faham Syi’ah yang ada sebelumnya…”

Hal ini dapat diartikan Syi’ah yang kita kenal sekarang belum tentu atau bahkan tidak ada kaitannya sama sekali dengan dinamika politik pasaca wafatnya Rasulullah saw, yang sempat melahirkan pengikut (syi’ah) Ali dan pengikut (syi’ah) Mu’awiyah. Kedua syi’ah pada masa itu adalah Islam ahlussunah wal jama’ah, tidak mempunyai konsep dan paham sesat sebagaimana dipraktekkan oleh syi’ah yang berkembang di Iran.
Boleh jadi, syi’ah dihidupkan oleh kepentingan Barat, sebagaimana bisa dilihat antara lain pada masa Isma’il Shafawi, menurut DR. M. Hidayat Nur Wahid, telah terjalin hubungan kerja sama politik keamanan dan ekonomi dengan Barat (Eropa) untuk menghadapi musuh bersama yaitu Daulah Turki Utsmani yang berpaham Sunni. Selain itu, menurut Hidayat, pada masa Isma’il Shafawi juga sudah ada pakta militer dengan Portugal yang intinya berisi kesepakatan bahwa Isma’il Shafawi tidak akan menuntut Portugal untuk mengembalikan pulau Hurmuz dan pelabuhan Kamberun, sementara itu Portugal sepakat untuk membantu Isma’il Shafawi melawan Turki Utsmani.

Di Indonesia, menurut KH Thohir Abdullah Al-Kaff, perkembangan Syi’ah dibungkus dengan istilah madzhab Ahlul Bait, perkembangannya pasca revolusi Iran 1979, terolong pesat. Gerakan mereka dikemas dalam institusi berbentuk pesantren dan yayasan. Upaya yang dilakukan selain menerbitkan berbagai buku tentang Syi’ah memanfaatkan media massa, menyelenggarakan ceramah-ceramah agama, juga melalui jalur pendidikan dan pengkaderan di pesantren-pesantren, maupun di majelis-majelis ta’lim.
Sosok yang terlihat gigih mensosialisasikan Syi’ah selain Jalaluddin Rakhmat (ketua IJABI, Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) juga Said Agil Siradj yang kini Ketua Umum PBNU, dengan bukti begitu gigihnya dalam acara kesyiahan misalnya peringatan Asyuro dengan aneka namanya. Entah haul Husein cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau semacamnya. Secara kultural, paham sesat Syi’ah memang dipraktekkan kalangan NU, seperti ziarah kubur dengan praktek-praktek yang tidak syar’i. Secara kultural, sebagian tradisi dan ritual ala syi’ah memang sudah dipraktekkan, namun lebih sering karena ketidaktahuan semata, bukan karena mereka benar-benar mengerti akan hal itu.

Untuk itulah tugas para juru dakwah memberikan pencerahan kepada ummat Islam yang awam, terutama mereka yang tidak bisa membedakan antara Islam dan bid’ah padahal di dalam bid’ah itu tidak jarang mengandung paham sesat syi’ah. Ini merupakan pekerjaan yang tidak main-main dan tingkat kesulitannya cukup tinggi, karena para praktisi bid’ah itu sebagian bergerombol di dalam sebuah ormas yang konon jumlah jama’ahnya terbanyak dibanding ormas-ormas lain. Apalagi salah satu mantan pucuk pimpinannya pernah menjadi pemimpin nasional yang ternyata banyak menghidupkan kesesatan bahkan kemusyrikan, misalnya ruwatan dan sebagainya. Musibah bagi Ummat Islam. Namun bagi dedengkot aliran sesat syi’ah di Indonesia, tahun 2000-an itu seakan jadi periode emas, hingga kewetu (terlontar ucapan) dari mulutnya: Mumpung presidennya Gus …

(haji/tede/nahimunkar.com)

Air Mata Rasulullah

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 18:53 with
Kejadiannya pada bulan ini, Jumadil Awal, 1423 tahun yang lalu. Bermula dari diutusnya Al-Harits bin Umair oleh Rasulullah untuk mengirim surat kepada pemimpin Bushra. Namun dalam perjalanan ia ditangkap pemimpin Al-Balqa dan dibawa ke hadapan kaisar Romawi. Di sana Harits dipenggal lehernya. Padahal membunuh utusan adalah kejahatan besar yang juga bermakna pengumuman perang. Rasulullah kemudian menghimpun 3.000 pasukan untuk berperang dengan Romawi. Peperangan pertama dengan Romawi ini di belakang hari dikenal dengan nama Perang Muktah.

Kali ini Rasulullah tidak ikut berperang. Beliau berada di Madinah. Tetapi atas izin Allah, beliau bisa mengetahui jalannya peperangan dan apa yang terjadi di Muktah. Hingga satu hari, saat bersama dengan para sahabat, beliau bercerita sambil meneteskan air mata. “Zaid mengambil bendera lalu dia syahid. Kemudian Ja’far yang mengambilnya dan dia pun syahid. Lalu Ibnu Rawahah yang mengambilnya dan dia pun syahid.”
Siapa yang tidak menangis mendengar sahabat sekaligus kader terbaiknya pergi untuk selamanya. Dan kali ini, dalam satu hari tiga sahabat terbaik itu pergi: Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Ibnu Rawahah. Para sahabat yang mendengar kabar dari Rasulullah itu juga tak kuasa menahan air mata. Apalagi saat mengetahui peristiwanya secara detail.

Sesuai perintah Rasulullah, pasukan Islam dipimpin Zaid bin Haritsah dengan bendera di tangannya. 3.000 pasukan Islam melawan 100.000 tentara Romawi jelas tak seimbang. Zaid bertempur dengan gagah berani. Sampai kemudian sebuah tombak Romawi menancap di tubuhnya. Darah segar assaabiquunal awwalun tumpah di bumi Muktah. Andaikan memiliki air mata, tanah di sana sudah menangis sejak tubuh mulia itu terjatuh. Zaid tergeletak sudah. Syahid.

Bendera segera diambil Ja’far bin Abu Thalib. Kini gilirannya memimpin pasukan Islam. Sahabat yang tampan ini bertempur hebat di atas kudanya. Ketika pertempuran makin sengit, kudanya terkena senjata musuh. Ja’far terlempar. Ia segera kembali bertempur lagi. Sampai akhirnya, ada pasukan Romawi yang menebas tangan kanannya hingga putus. Darah suci pahlawan Islam tertumpah ke bumi. Ja’far belum kalah! Kini bendera Islam dipegang dengan tangan kirinya. Rupanya pasukan Romawi tidak rela bendera itu tetap berkibar. Disabetnya tangan kiri Ja’far hingga putus. Kini ia kehilangan dua tangannya. Yang tersisa hanyalah sedikit lengan bagian atas. Dengan sisa lengan itu Ja’far menahan bendera agar tetap berkibar. Namun pasukan Romawi semakin menjadi. Ada diantara mereka yang menyerang Ja’far dan membelah tubuhnya menjadi dua. Ja’far jatuh untuk yang terakhir kalinya. Syahid. Sahabat terbaik sekaligus sepupu Rasulullah ini syahid dengan lebih dari lima puluh luka di tubuhnya, luka sabetan pedang dan hujaman tombak.

Abdullah bin Rawahah segera mengambil bendera itu dan mengibarkannya. Kini ia yang memimpin pasukan. Ia memilih turun dari kudanya dan bertarung di bawah. Setelah melantunkan syair yang membakar semangat ia maju merangsek musuh dengan pedangnya. Ia bertarung sebagai seorang ksatria. Beberapa waktu kemudian pasukan Islam melihatnya terjatuh dengan darah yang menyirami bumi Muktah. Abdullah bin Rawahah syahid saat itu juga.

Rasulullah menangis mengetahui itu. Para sahabat di sisi Rasulullah juga tidak henti-hentinya meneteskan air mata. Tangis duka. Tangis kehilangan. Kehilangan sahabat-sahabat terbaik. Kehilangan pahlawan-pahlawan pemberani. Namun bersamaan dengan tangis itu juga ada kabar gembira bagi mereka. Bahwa ketiga orang itu kini disambut para malaikat dengan penuh hormat, dijemput para bidadari, dan mendapati janji surga serta ridha Ilahi. Secara khusus kepada Ja’far bin Abu Thalib yang terbelah tubuhnya, ia dijuluki dengan Ath-Thayyar (penerbang) atau Dzul-Janahain (orang yang memiliki dua sayap) sebab Allah menganugerahinya dua sayap di surga, dan dengan sayap itu ia bisa terbang sekehendaknya.

Kita, yang merasa bangga dengan sebutan kader dakwah, seringkali mengeluh dengan medan dakwah yang kita hadapi. Berat! Kita dalam aktifitas dakwah ini sering pulang malam. Di hari libur kita tidak bisa istirahat karena justru hari-hari itu banyak acara. Korban waktu. Korban tenaga. Bahkan mengeluarkan sebagian uang kita. Sementara masyarakat yang kita dakwahi tidak juga menyambut Islam sebagai manhaj mereka. Kita merasa sangat berat, dan seringkali mengeluh.

Kita merasa berat padahal kita tidak pernah berjihad. Kita mengeluh sering pulang malam dan kecapekan karena kita tidak pernah membayangkan mobilitas para sahabat seperti Zaid, Ja’far dan Ibnu Rawahah yang menempuh perjalanan beberapa pekan, lalu berperang beberapa pekan pula. Kita mengeluhkan hari libur yang tersita sehingga jarang berekreasi bersama keluarga karena kita tak pernah menempatkan diri seperti Zaid, Ja’far dan Ibnu Rawahah yang setiap kali berangkat jihad mereka meninggalkan wasiat pada istri dan keluarganya. Kita mengeluh korban tenaga, kehujanan, sampai terkena flu bahkan masuk rumah sakit. Karena kita tak pernah membayangkan jika kita yang menjadi para sahabat. Bukan flu yang menyerang tetapi anak-anak panah yang menancap di badan. Bukan panas dan meriang yang datang tetapi tombak yang menghujam. Bukan batuk karena kelelahan tapi sayatan pedang yang membentuk luka dan menumpahkan darah.

Kita mengeluh dengan pengeluaran sebagian kecil uang kita karena kita tidak membayangkan betapa besarnya biaya jihad para sahabat. Mulai dari membeli unta atau kuda, baju besi sampai senjata. Kita mengeluhkan masyarakat kita yang tidak juga menyambut dakwah sementara Zaid, Ja’far, dan Ibnu Rawahah bahkan tak pernah mengeluh meskipun berhadapan dengan 100.000 pasukan musuh. Kita merasa berat dan seringkali mengeluh karena kita tak memahami bahwa perjuangan Islam resikonya adalah kematian. Maka yang kita alami bukan apa-apa dibandingkan tombak yang menghujam tubuh Zaid bin Haritsah. Yang kita keluhkan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan sabetan pedang yang memutuskan dua tangan Ja’far bin Abu Thalib dan membelah tubuhnya. Yang kita rasa berat tidak seberapa dibandingkan luka-luka di tubuh Ibnu Rawahah yang membawanya pada kesyahidan.

Lalu pantaskah kita berharap Rasulullah menangis karena kematian kita? Pantaskah kita berharap malaikat datang menyambut kita? Atau bidadari menjemput kita? Kemudian pintu surga dibukakan untuk kita?
Ya Allah, jika kami memang belum pantas untuk itu semua, jangan biarkan kami mengeluh di jalan dakwah ini. Ya Allah, anugerahkanlah hidayah-Mu kepada kami, dan janganlah Engkau jadikan hati kami condong pada kesesatan sesudah Engkau memberi hidayah pada kami. Amin.

PEMUDA DALAM PERJUANGAN

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 12:32 with
Pemuda.!!!
Pemuda  adalah  suatu  umur  yang  memiliki  kehebatan  sendiri,  menurut  DR.Yusuf Qardhawi  ibarat matahari maka usia muda  ibarat  jam 12 ketika matahari bersinar paling  terang  dan  paling  panas.Pemuda  mempunyai  kekuatan  yang  lebih  secara  fisik  dan  semangat  bila dibanding  dengan  anak  kecil  atau  orang-orang  jompo.Pemuda  mempunyai  potensi  yang  luar biasa,bisa dikatakan seperti dinamit atau TNT bila diledakan.Subhanallah.


Sejarah  pun  juga  membuktikan  bahwa  pemuda  berperan  penting  dalam  kemerdekaan.Dimana  saja,  di  negara  mana  saja  kemerdekaan  tak  pernah  luput  dari  peran  pemuda.Karena pemudalah yang paling bersemangat dan ambisius memperjuangkan perubahan  menuju  lebih  baik.  Hasan  Al  Banna  seorang  tokoh  pergerakan  di Mesir  pernah  berkata,  "Di  setiap  kebangkitan  pemudalah  pilarnya,  di  setiap  pemikiran  pemudalah  pengibar  panji- panjinya."  Begitu  juga  dalam  sejarah  Islam,banyak  pemuda  yang  mendampingi  Rasulullah  dalam  berjuangan  sperti Mushaib  bin Umair  ,Ali  bin Abi  tholib, Aisyah  dll.Waktu  itu  banyak  yang masih berusia 8,10 atau 12 tahun.Dan usia-usia itu tidak dapat diremehkan. Mereka punya peran  penting  dalam  perjuangan. Maka  dari  itu  jika  ingin  Indonesia menjadi  lebih  baik maka perbaikan  itu yang utama ada di  tangan pemuda, Perbaikan  itu akan  tegak dari  tangan pemuda dan dari pemuda.

Pemuda mempunyai  banyak  potensi. Akan  tetapi  jika  tidak  dilakukan  pembinaan  yang terjadi  adalah  sebaliknya. Potensinya  tak  tergali,  semangatnya melemah  atau yang  lebih buruk lagi ia menggunakan potensinya untuk hal-hal yang tidak baik misalnya tawuran dsb.  
Sekali  lagi, pemuda adalah usia dan  sosok yang hebat  tapi  tidak  semua pemuda hebat. Pemuda yang hebat adalah pemuda yang B A B. Apa itu B A B?

B. BERANI BERMIMPI DAN BERNIAT
Mana mungkin kita  sebagai pemuda bisa maju  jika bermimpi  saja  tidak berani.  Impian adalah  cita-cita maka  beranilah  bermimipi,  bagaimana  bisa  dapat  nilai  sembilan  dalam  ujian praktek,  bila  bermimipi  angka  sembilan  ada  di  raport  saja  tidak  berani,  bagaimana  bisa  dapat nilai sembilan jika mimpinya (cita-citanya) hanya dapat 6. Kalau ingin dapat nilai sembilan maka impikanlah nilai sepuluh. Saya pasti bisa dapat 10.  Impikan saja, bayangkan saja 10  jangan 9,8 apalagi  5.  Impian  akan  menimbulkan  niat,  niat  akan  menimbulkan  sikap,sikap  akan menimbulkan usaha untuk mewujudkan cita-cita. Dan impian juga akan menimbulkan semangat, semangat ibarat api yang akan memicu ledakan potensi yang luar biasa. Maka marilah kita miliki impian, obsesi dan ambisi istilah kerennya POENYA TASTE (*seperti iklan aja :p).

Niat  .Niat  saja  tidak berani bagamana bisa berbuat. Niat  saja mulai  sekarang,  tapi yang baik-baik. Sabda Nabi, "segala sesuatu itu tergantung niatnya”. Pemuda harus punya niat. Niat menumbuhkan  kesungguhan  dalam  beramal,  keseriusan  dalam  berfikir  serta  keteguhan  dalam menghadapi penghalang. Niat  yang  sempurna  adalah niat karena Allah dengan  landasan  iman. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadist dari Umar bin Khatab, “bahwa barang siapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, barang siapa berhijrah untuk dunia yang ia cari atau wanita yang akan dinikahi maka hijrahnya untuk yang ia niatkan.
Dengan niat karena Allah kita akan mendapat ridho-Nya Insya Allah.

A. ANDALKAN DIRI SENDIRI
Pemuda  yang  hebat  bukan  pemuda  yang  berkata,  "Ayah  ku  polisi  lho,jangan macam-macam sama aku" atau "ayahku kaya  ,aku minta apa-apa pasti dituruti." Bukan  seperti  itu,  tapi pemuda yang hebat dan berjiwa besar adalah pemuda yang berkata,"inilah diri" atau " menjadi diriku  dengan  segala  kekurangan"  kayak  nasyidnya  es  coustic.  Pemuda  yang  hebat  adalah pemuda yang tidak menyombongkan prestasi ayahnya, pamannya, ibunya atau lain-lain. Mereka sadar,  andaikata  ayah mereka  polisi mereka  sadar  yang  polisi  kan  ayah  bukan  saya,klo  ayah mereka  pejabat  yang  berprestasi mereka  sadar  itu  prestasi  ayah  buka  saya,saya  harus  ciptakan prestasi sendiri.

Jadilah mereka  pemuda  yang  mandiri,  dengan  kemandirian  itu  ia  terpacu  untuk  tidak menggantungkan  diri  pada  siapa  pun  kecuali  Allah,  ia  menjadi  yang  tangguh,  ia  berusaha memacu  dirinya  menjadi  lebih  baik  dari  hari  ke  hari  sampai  akhirnya  ia  bisa  merubah lingkungannya. Ia menjadi pemuda yang percaya diri.

B. BERANI BERBUAT
Jika  sudah  punya mimpi  dan  percaya  akan  kemampuan  sendiri maka  yang  berikutnya ialah siap action. Yup berbuat,berani untuk melakukan aksi-aksi perubahan. Merubah diri sendiri dengan mengendalikan hawa nafsu, mencari  ilmu, memperbaiki  ibadah. Berani mencoba untuk sebuah  kemenangan  tanpa  takut  gagal.Ingatlah  bahwa  kegagalan  adalah  kesuksesan  yang tertunda.Thomas alfa Edison berhasil menemukan bola lampu pada percobaan ke 14.000, berarti dia  telah gagal dalam 13.999 percobaan,  tapi dia  tidak menyerah. Berani mencoba, bagaimana mungkin  akan  menang  lomba  lari  jika  mencoba  mendaftar  lomba  saja  tidak  berani.  Berani memulai. Memulai adalah hal yang  sulit kata  sebagian orang  ,  setelah  itu akan berjalan  lancar. Maka  kita  harus  berani  memulai,walaupun  sulit  coba  dulu,  Insya  Allah  berikutnya  berhasil. Mulai  dari  yang  kecil,  ingin  membersihkan  Yogya  dari  sampah?  mulailah  dengan  kita membuang  sampah pada  tempatnya.Tidak perlu ditunda-tunda mulai dari  sekarang,  tidak perlu menunggu orang lain mulai dari diri sendiri saja.

Berani beraksi adalah wujud konsisten kita pada apa yang kita yakini,kita impikan. Kita memimpikan Indonesia menjadi lebih baik maka berani beraksi untuk perbaikan tersebut sesuai dengan kreativitas kita adalah hal yang hebat. Dari yang kecil tidak masalah. Yang penting kita berani. Tatap dunia  , hadapi,  jangan bersembunyai,  jangan hanya bicara  tapi berbuat, beramal. Kita  tunjukan bahwa kita pemuda, kita  tidak diam  tapi bergerak menuju perbaikan  yang  lebih baik. Bahwa kita tidak duduk, tapi kita berjuang.Talk less to do more.  

Sahabat-sahabat kita adalah pemuda,masa depan negeri ada ditangan kita,Perubahan ada di tangan kita mari kita mencari ilmu ,membina diri dengan  sekolah yang tekun ,ikut mentoring untuk memperkokoh  keyakinan,ikut  kajian  kemudian membina  fisik  agar  sehat  dan  kuat. Agar kita bisa mengelola dan merubah masa depan.

http://www.dudung.net/depan.html
Oleh : BRYAN AGA MURIDA

Eh, ternyata setan juga SYURO' lho

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 17:49 with


Dalam suatu Konfensi iblis, syaitan dan jin, dikatakan: "Kita tidak dapat melarang kaum muslim ke Mesjid", "Kita tidak dapat melarang mereka membaca Al-Qur'an dan mencari kebenaran", "Bahkan kita tidak dapat melarang mereka mendekatkan diri dengan Tuhan mereka Allah dan Pembawa risalahNya Muhammad", "Pada saat mereka melakukan hubungan dengan Allah, maka kekuatan kita akan lumpuh." sedikit renungan...........................disela kesibukan.....................


Dalam suatu Konfensi iblis, syaitan dan jin, dikatakan: "Kita tidak dapat melarang kaum muslim ke Mesjid", "Kita tidak dapat melarang mereka membaca Al-Qur'an dan mencari kebenaran", "Bahkan kita tidak dapat melarang mereka mendekatkan diri dengan Tuhan mereka Allah dan Pembawa risalahNya Muhammad", "Pada saat mereka melakukan hubungan dengan Allah, maka kekuatan kita akan lumpuh."


"Oleh sebab itu, biarkanlah mereka pergi ke Masjid; biarkan mereka tetap melakukan kesukaan mereka, TETAPI CURI WAKTU MEREKA, sehingga Mereka tidak lagi punya waktu untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah".


"Inilah yang akan kita lakukan," kata iblis. "Alihkan perhatian mereka dari usaha meningkatkan kedekatannya kepada Allah dan awasi terus kegiatannya sepanjang hari!". "Bagaimana kami melakukannya?" tanya para hadirin yaitu iblis, syaitan, dan jin. Sibukkan mereka dengan hal-hal yang tidak penting dalam kehidupan mereka, dan ciptakan tipudaya untuk menyibukkan fikiran mereka,"
Jawab sang iblis "Rayu mereka agar suka BELANJA, BELANJA DAN BELANJA SERTA BERHUTANG, BERHUTANG DAN BERHUTANG".


"Bujuk para istri untuk bekerja di luar rumah sepanjang hari dan para suami bekerja 6 sampai 7 hari dalam seminggu, 10 - 12 jam seminggu, sehingga mereka merasa bahwa hidup ini sangat kosong." "Jangan biarkan mereka menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka."


"Jika keluarga mereka mulai tidak harmonis, maka mereka akan merasa bahwa rumah bukanlah tempat mereka melepaskan lelah sepulang dari bekerja". "Dorong terus cara berfikir seperti itu sehingga mereka tidak merasa ada ketenangan di rumah."


"Pikat mereka untuk membunyikan radio atau kaset selama mereka berkendaraan". "Dorong mereka untuk menyetel TV, VCD, CD dan PC di rumah. Sepanjang hari. Bunyikan musik terus menerus di semua restoran maupun toko2 di dunia ini."


"Hal ini akan mempengaruhi fikiran mereka dan merusak hubungan mereka dengan Allah dan RasulNya"


"Penuhi meja-meja rumah mereka dengan majalah-majalah dan tabloid". "Cekoki mereka dengan berbagai berita dan gosip selama 24 jam sehari".


"Serang mereka dengan berbagai iklan-iklan di jalanan". "Banjiri kotak surat mereka dengan informasi tak berguna, katalog-katalog, undian-undian, tawaran-tawaran dari berbagai macam iklan.


"Muat gambaran wanita yang cantik itu adalah yang langsing dan berkulit mulus di majalah dan TV, untuk menggiring para suami berfikir bahwa PENAMPILAN itu menjadi unsur terpenting, sehingga membuat para suami tidak tertarik lagi pada istri-istri mereka"


"Buatlah para istri menjadi sangat letih pada malam hari, buatlah mereka sering sakit kepala".


"Jika para istri tidak memberikan cinta yang diinginkan sang suami, maka akan mulai mencari di luaran". "Hal inilah yang akan mempercepat retaknya sebuah keluarga"


"Terbitkan buku-buku cerita untuk mengalihkan kesempatan mereka untuk mengajarkan anak-anak mereka akan makna shalat."


"Sibukkan mereka sehingga tidak lagi punya waktu untuk mengkaji bagaimana Allah menciptakan alam semesta. Arahkan mereka ke tempat-tempat hiburan, fitness, pertandingan-pertandingan, konser musik dan bioskop."


"Buatlah mereka menjadi SIBUK, SIBUK DAN SIBUK." "Perhatikan, jika mereka jumpa dengan orang shaleh, bisikkan gosip-gosip dan percakapan tidak berarti, sehingga percakapan mereka tidak berdampak apa-apa.


"Isi kehidupan mereka dengan keindahan-keindahan semu yang akan membuat mereka tidak punya waktu untuk mengkaji kebesaran Allah." "Dan Dengan segera mereka akan merasa bahwa keberhasilan, kebaikan/kesehatan keluarga adalah merupakan hasil usahanya yang kuat (bukan atas izin Allah)."


"PASTI BERHASIL, PASTI BERHASIL." "RENCANA YANG BAGUS." Iblis, syaitan dan jin kemudian pergi dengan penuh semangat melakukan tugas MEMBUAT MUSLIMS MENJADI LEBIH SIBUK, LEBIH KALANG KABUT, DAN SENANG HURA-HURA".

sumber: unknown (semoga admin secepatnya bisa mendapatkannya )

Hikmah Membahagiakan Orang Lain

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 17:38 with

 Pertemuan dengan WajahBerseri-seri
Sesungguhnya pertemuan antar sesama muslim adalah sebaik-baik pertemuan di muka bumi. Di dalamnya terkandung rasa cinta, keikhlasan, kejujuran dan kegembiraan. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam menekankan kepada kita akan pentingnya pertemuan. Beliau bersabda:
” Janganlah sedikitpun kamu menyepelekan kebaikan meski (hanya) dalam bentuk menjumpai saudaramu dengan wajah yang berseri-seri.” (HR. Muslim).
Syaikh Ahmad Ad Daumi mengata-kan, sesungguhnya muslim yang sebe-narnya itu jika berjumpa dengan saudaranya wajahnya akan berseri-seri, senyumannya tulus, pandangannya berbinar, kata-katanya bisa membuat keceriaan , ia merasa bahwa cintanya amatlah dalam serta persaudara-annya sangatlah kuat. Seakan-akan mereka adalah ranting-ranting cabang dari pohon yang satu. Mereka tak ubahnya satu jiwa dalam banyak tubuh. Inilah hakekat kehidupan dan rasa persaudaraan yang benar.
Urwah bin Zubair berkata, hendaklah kamu memiliki wajah yang selalu berseri-seri dan tutur kata yang halus maka kau akan dicintai manusia serta kamu termasuk orang yang telah menjadi penderma bagi mereka.
Al Fudhail bin Iyadh berkata, pandangan muslim pada saudaranya dengan wajah yang menggambarkan perasaan cinta dan kasih sayang adalah ibadah.
Dan bukankah wajah ceria menandakan apa yang ada di dalam hati? Bila hati telah menyatu maka kebaikan akan dengan mudahnya mengalir dari kedua belah pihak. Masing-masingpun menjadi bahagia.

Saling Memberi Nasehat
Memberi nasehat adalah bukti perhatian dan kecintaan seseorang kepada orang yang ia nasehati. Dalam komunitas masyarakat muslim, nasehat adalah kebutuhan muthlak, baik nasehat itu bersifat duniawi maupun ukhrawi. Bahkan dalam hadits riwayat Tamim Ad Dari disebutkan, Rasul ShallahuAlaihi wa Sallam bersabda:
“Agama adalah nasehat, kami bertanya untuk siapa wahai Rasulullah? Beliau menjawab, untuk Allah, RasulNya dan para pemimpin umat Islam serta orang-orang pada umumnya.” (HR. Muslim)
Dan diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu Anhu bahwasanya ia berkata: :
Aku berbai’at kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk mendirikan shalat, membayar zakat dan memberi nasehat kepada setiap muslim.” (HR. Al Bukhari)
Dengan nasehat seorang muslim yang hendak melakukan kesalahan akan segera meninggal-kannya. Bila terlanjur melakukan-nya maka kesalahan yang dilakukannya tidak sampai menjadi kebiasaan.
Karena itu sering orang tidak bisa melupakan kebaikan kawan yang telah menasehatinya sehingga ia termasuk orang yang ta’at kepada Allah. Dan di situlah ia merasakan makna dan kebahagiaan pertemanan. Tetapi terkadang pula, nasehat bisa disikapi negatif, bahkan dibalas dengan kata-kata keji dan penganiayaan fisik. Untuk itu kita harus bersabar dalam menghadapi resiko memberi nasehat. (QS. 103:3)

Memenuhi Undangan
Sungguh amat membahagiakan bila kita mengundang kawan dan kolega dalam suatu acara yang kita selenggarakan kemudian mereka datang. Sebaliknya akan sangat kita sesalkan dan bahkan menyakitkan bila mereka menolak datang. Karena itu, memenuhi undangan berarti membahagiakan orang lain, mematri hakekat persaudaraan dan menambah kecintaan sesama muslim. Di samping, ia juga pertanda kemurnian jiwa.
Untuk itu, ajaran Islam sangat menekankan pentingnya masalah ini. Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah Radhiallahu Anhu, bah-wasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sal-lam bersabda: 
“Bila di anta-ra kamu diun-dang makan maka penuhilah, bila menghendaki (untuk makan) maka ma-kanlah dan bila menghen-daki (untuk tidak makan) maka tinggal-kanlah (janganlah kamu makan).” (HR.Muslim)
Bahkan Ibnu Umar Radhiallahu meriwayatkan dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa tidak memenuhi undangan (yang dibenarkan syara’) sebagai salah satu bentuk kemaksiatan kepada Allah dan RasulNya (HR. Muslim).
Karena itu, jika tidak ada udzur (yang dibenarkan syara’) hendaknya kita menghadiri undangan. Memenuhi undang-an bisa menambah rasa cinta, kasih sayang dan ketulusan jiwa di antara sesama. Juga dapat bermanfaat untuk saling mengenal dengan sesama undangan lain.

Menjenguk Orang Sakit
Di antara hak seorang muslim atas muslim lainnya -seperti ditegaskan dalam hadits riwayat Muslim- adalah bila ia sakit maka ia berhak untuk dijenguk. Hak adalah sesuatu yang harus dimiliki. Sebagaimana orang fakir miskin berhak atas sebagian harta orang-orang kaya. Maka orang sakit mesti dijenguk, sehingga mendapatkan hak-nya. Karena itu, akan sangat mulia bila lembaga-lembaga keagamaan atau sosial memperhatikan orang-orang sakit terutama dari kalangan fakir miskin dengan misalnya memberikan santunan obat-obatan, makanan bahkan membebaskannya dari biaya rumah sakit. Ada baiknya, hal ini diorganisir secara baik, ada anggota-anggota, para donatur dan giliran menjenguk secara berkelompok ke rumah sakit-rumah sakit yang ditentukan.
Bagi si sakit, dijenguk laksana mene-mukan oase (sumber air) di tengah gurun sahara kering. Rasa sakitnya akan sedikit terobati, apalagi bila yang menjenguk pandai menghibur dan memberikan harapan serta nasehat. Karena itu tak tanggung-tanggung, Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam mengumpamakan orang yang menjenguk si sakit dengan sabdanya:
“Sesungguhnya seseorang itu bila menjenguk saudaranya yang sakit senantiasa dalam khurfatul jannah sampai ia pulang. Ditanyakan, wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan khurfatul jannah itu? Nabi menjawab, memetik buah Surga yang telah matang.” (HR. Muslim)
Begitulah, menjenguk orang sakit merupakan perbuatan yang dapat membahagiakan hati sesama muslim, dapat meringankan beban yang dideritanya dan mengingatkannya untuk tetap bersabar dengan ujian yang sedang dialaminya.

Tidak Menjadi BebanOrang Lain
Termasuk yang dapat memba-hagiakan hati sesama muslim ialah tidak menjadi beban baginya dalam urusan apapun.
Karena itu, dalam hubungan antar sesama hendaknya kita selalu mengusahakan untuk bisa menolong dan membantu orang lain. Bukan sebaliknya, selalu menghujaninya dengan berbagai permintaan dan hal-hal yang membuatnya merasa sempit, tertekan dan merugi. Selalu menggantungkan kepada orang lain dan menjadi beban baginya adalah perbuatan tidak terpuji, bahkan lambat laun akan merusak hubungan kita dengan sesama.
Para salafus shaleh sangat menjaga diri untuk tidak merepotkan apalagi menjadi beban orang lain. Suatu ketika, Abu Bakar Radhiallahu Anhu sedang berada di atas untanya, tiba-tiba cambuknya terjatuh. Sahabat yang berada di bawahnya segera hendak mengambilkannya tetapi Abu Bakar mencegah. Ia kemudian turun dan mengambilnya sendiri karena tidak mau membuat repot orang lain.
Karena itu, Al Fudhail menasehatkan agar dalam bertemu dan mengunjungi saudara hendaknya kita tidak memberikan PR (pekerjaan rumah) baginya dalam suatu masalah. Maka tepat sekali ungkapan yang terkenal di kalangan orang-orang zuhud, janganlah kau ingini apa yang dimiliki orang lain, niscaya mereka menyayangimu. Kasih sayang dan kebahagiaan akan tercipta manakala kita senang menolong dan tak suka menjadi beban bagi orang lain.

Membayarkan HutangOrang Lain
Hutang bisa membuat hati resah-gelisah. Karena itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memohon perlindungan kepada Allah agar dibebaskan dari lilitan hutang, dalam do’anya:
“Ya Allah sesungguhnya aku meminta perlindungan kepadaMu dari kekhawatir-an, kesusahan, kemiskinan, ketakutan, terabaikannya hutang dan tekanan orang lain.” (Muttafaq Alaih)
Lepas dari hutang berarti kebahagiaan dan ketenangan hidup. Maka termasuk membahagiakan orang lain jika kita membayarkan hutang mereka.
Dalam kehidupan orang-orang shaleh dikisahkan, Masyruq pernah mempunyai hutang yang sangat banyak. Tetapi secara diam-diam Khaitsamah membayarkan dan melunasi hutang-hutang Masyruq sehingga ia terbebas dari lilitan hutang. Dan pada saat lain, Khaitsamah juga mengalami lilitan hutang yang amat banyak. Secara diam-diam pula Masyruq yang sudah membaik perekonomiannya melunasi seluruh hutang saudaranya tersebut.
Dengan membayarkan hutang orang lain berarti kita memudahkan kehidupannya juga keluarganya. Kita pun dengan demikian -insya’allah – akan dimudahkan Allah dalam kehidupan kita, baik di duniamaupun di akherat.

Mendo’akan Orang Islam
Di antara hal yang harus dimiliki oleh setiap muslim adalah rasa peduli kepada sesamanya dengan selalu mendo’akan mereka, baik yang masih hidup maupun mereka yang sudah meninggal, seperti berdo’a untuk dirinya sendiri. Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
“Doanya seorang saudara muslim untuk saudaranya muslim yang lain tanpa sepengetahuannya adalah tidak ditolak.” (HR. Al Bazzar dengan sanad shahih)
Abu Darda’ berkata, sesungguhnya aku benar-benar mendoakan 70 orang dalam satu sujudku, aku sebut nama mereka satu per satu.
Imam Muhammad Al Asfahani suatu kali pernah ditanya, siapakah saudara yang baik itu? Beliau menjawab, yaitu saudara yang sedih atas kepergianmu saat keluarga-mu yang lain membagi-bagikan dan bersenang-senang dengan harta warisanmu.. Ia berdoa untukmu di kegelapan malam, sedang dirimu berada dalam tanah basah. Marilah memperbanyak do’a untuk saudara-saudara kita sesama muslim. Bahkan meskipun mereka telah meninggal dunia.
Sesungguhnya masih banyak kebaikan yang dapat kita lakukan sehingga orang lain menjadi bahagia. Ukurannya adalah diri kita sendiri. Bila kita senang dengan suatu perlakuan -dan tentu ia tidak dalam hal maksiat kepada Allah- maka pasti orang lain akan senang pula dengan perlakuan yang sama. Itulah yang semestinya terus menerus kita lakukan sehingga dengan demikian kita menjadi penabur kebaikan dan kebahagiaan bagi orang lain di muka bumi ini. Semoga.
sumber: Majdi As Sayyid, bit tasharruf waz ziyadah

7 Kalimat Penuh Manfaat

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 17:31 with
7 kalimat penuh manfaat:

1. Bismillahirrahmanirahim,
    tiap hendak melakukan sesuatu

2. Alhamdulillah,
    setelah melakukan sesuatu

3. Astagfirullah,
    jika melakukan sesuatu yang buruk

4. Insya Allah,
    jika ingin melakukan sesuatu di masa akan datang

5. Lahaula walaquwwata illah billah,
    bila tidak bisa melakukan sesuatu yang agak berat, atau melihat hal yang buruk

6. Innalillahi wainna ilaihi rojiun,
    jika menghadapi musibah

7. Lailahaillallah,
    bacalah siang dan malam sebanyak-banyaknya

ditulis oleh : Ikhsan Yulianto (64) - KMAP Alkhawarizmi