#SpecialOnFebruary

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 22:36 with

Sebuah kepedulian kami, sebagai pemuda penerus bangsa.
Sebuah kepedulian kami, pada sebuah nilai mulia.
Tak selayaknya kita terdiam, melihat kealphaan yang berakibat kemungkaran.
Inilah sedikit kepedulian kami pada nasib bangsa, yang kian hari agaknya kehilangan mutiara terpenting dalam kehidupan.
KEJUJURAN. 

Murni dari lubuk hati kami,
kepedulian pada pelajar, penerus bangsa, untuk tertanamnya
KEJUJURAN.

Kami tuangkan pada : 

#TOSupermanReturns
#AntiNyontek 
#SpecialOnFebruary
#SimulasiUjianPelajarKerenAntiNyontek

Tahun Baru dan Sikap Kita

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 22:23 with
Bulan Januari tak lepas dengan perayaan tahun baru. Rakyat Indonesia pun tak ketinggalan dengan euforia kegembiraan dan pesta pora perayaan tahun baru masehi. Sejenak kita menelisik sebab awal perayaan tahun baru dan bagaimana selayaknya sebagai kaum muslimin menyikapinya.

Sejarah tahun baru Masehi

Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

Penyikapan

Islam sebagai agama yang sempurna, telah di tegaskan pada ayat terahir yang diturunkan Allah (Al-Maidah : 3) pastilah mengatur semua amalan, tindakan, dan pemyikapan dalam kehidupan beragama. Berbicara hari raya, Islam telah menetapkan hari raya mingguan, yaitu hari Jumat dan hari raya tahunan, yaitu idul Fitri dan Idul Adha. Sebuah perayaan tak lepasnya dari sebuah tujuan. Jelas, Allah dan rosul-Nya menetapkan hari-hari itu selain ibadah adalah syiar. Syiar dienul Islam. Tantas bagaimana dengan perayaan-perayaan lain?

Sebagaimana dijelaskan dari penjelasan diatas bahwa asal mula tahun baru masehi bukan berasal dari ajaran islam akan tetapi dari orang-orang kafir. Dan kita sebagai seorang muslim dituntut untuk mengikuti ajaran islam dengan semurni-murninya dan sebenar-benarnya tanpa mencampur adukan antara ajaran islam (al-haq) dengan ajaran-ajaran yang lain (bathil). 

Mengikuti perayaan orang kafir sama saja masuk dalam syiar agama mereka. Jelas, ini adalah koridor aqidah yang tak bisa di tolelir. Mengikutinya bisa saja menggelincirkan diri kita dan keimanan kita, pada kemaksiatan. Jika hal ini masih menjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama, toh jauh lebih baik meninggalkan hal yang syubhat. Seperti halnya dalam hadist riwayat Bukhori dan Muslim :
"Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agamanya dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya..."
Terlepas dari masalah aqidah, mengikuti perayaan tahun baru hijriah juga menimbulkan banyak kerusakan dan kesiasiaan, bahkan kemaksiatan. Diantaranya ikhtilath antara kaum pria dan wanita, menghambur-hamburkan harta dalam membelanjakan barang-barang yang identik dengan perayaan tahun baru, begadang tak berfaedah, dan memainkan alat musik serta bernyanyi. Cukuplah alasan-alasan ini menjadi pantangan bagi umat islam.

Sebagai seorang muslim sudah sepantasnya selalu meningkatkan kataqwaannya, dimulai dengan meninggalkan yang haram, menjauhi yang sia-sia, memelihara yang wajib, dan membiasakan yang sunnah.

Wallahualam bissawab.

- disarikan dari Materi Mentoring 16 Januari 2015-

12 Robi'ul Awal

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 23:09 with

      Adakah kita lewatkan hari itu tanpa suatu hal yang berbeda? Sementara umat muslim saat keberadaan Salahudin Al ayubi justru tak menyia-nyiakannya. Tahun 1099 M tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan ukhuwah. Secara politis memang umat Islam terpecah-belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan. Meskipun ada satu khalifah tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya sebagai lambang persatuan spiritual.
  Salahudin Al-Ayubi, salah seorang pencetus dirayakannya hari kelahiran Rosul dijadikan sebuah sarana mendongkrak semangat ketaudidan, menghimpun kekuatan perebutan kembali Majidil Aqsa. Tentun bukanlah sebagai hari raya setara Idul Fitri atau Idul Adha. Hari kelarihan Rasul adalah momentum peningkatan kecintaan para tentara kepada Rasul saat itu. Dan terbukti, dibawah pimpinan Al Ayubi Majidil Aqsa direbut kembali sampai saat ini.
Walau bukan sebagai sunah ataupun yang diajarkan Rasul, merayakan kelahiran rasulullah bolehlah menjadi momentum bagi umat muslim saat ini untuk kembali me-recharge keimanan, kecintaan, keteladanan kita pada Rasulullah. Mengenang dan mengambil pelajaran dari seluruh kisah kisah perjuangannya, mengenal dan menjalankan sunnah dari ajarannya, dan mensyiarkan Islam ke masyarakat luas.

Sebagai materi mentoring, 9 Januari 2015

Futsal , Masak - Masak, Ajang KMAP Eratkan Ukhuwah

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 09:04 with



kmapadmanaba.blogspot.com, Jogja. Sabtu pagi, lapangan golden futsal Pogung Dalangan telah diramaikan belasan alumni Padmanaba. Tepat jam 9 pagi, Keluarga Alumni Muslim Padmanaba mengadakan futsal antar angkatan.


Kegiatan ini diselenggarakan oleh divisi ukhuwah KMAP bertujuan kembali mengeratkan silaturahmi antar anggota. Melalui koordiator divisi ukhuwah, Dwinugroho Putro Utomo, telah menjalankan berbagai agenda rutin seperti halnya Kajian Alumni Rutin, Futsal, Rihlah, Masak bareng, yang seluruhnya bertujuan mengeratkan kembali ukhuwah KMAP.


Selama kurang lebih 2 dua jam futsal berlangsung, dimulai pukul 9 hingga pukul 11 siang. Kali ini KMAP tidak hanya mengikutsertakan dari teman-teman alumni, namun juga dari pelajar yang saat itu masih dalam masa libur semester. Terlihat angkatan 66 (2011) sampai angkatan 70 (2015) bertandang ke Golden Goal Futsal.


Kegiatan ini semata - mata menitikberatkan kepada ukhuwah sebagai poin penting dalam dakwah. Salah satu media pengeratnya melalui kegiatan futsal bagi para akhi. Para ukhti pun juga tidak mau kalah. bertempat di rumah Kiki 69, yang jago masak maupun yang menuju jago masak juga telah menghasilkan masakan - masakan yang “yummy” nan Halal di hari itu.


Semoga apa yang telah dilaksanakan senantiasa bernilai ibadah, diawali dengan mengingat-Nya dan tidak lupa diakhiri dengan bersyukur kepada-Nya.


“Rajut Ukhuwah, Lanjutkan Perjuangan Dakwah”


fotografi : alifan cahyadi 
Dokumentasi :


#FutsalKMAP++






#KMAPMasakMasak




Tim Teratai : Outbound Satson Masjid Syuhada'

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 07:31 with



"Langit Syuhada sore itu mendung, diiringi hujan yang menitik-nitik pelan. Kami sudah berkumpul di teras timur, bersama dengan segala amunisi. Sebagian masih memotong-motong kertas, sebagian berlatih bicara, sebagian lagi memandang hujan. Oh, ya, kami kabarkan padamu, kawan, kami Tim Teratai siap belajar dan berkarya untuk Indonesia."

Tepatnya, 27 Desember 2014, alhamdulillah Tim Teratai berkesempatan untuk kembali belajar dengan mengisi outbound di acara Saturday Sonten atau Satson. Yang saat itu bisa hadir untuk berbagi dengan adik-adik Satson adalah Novi, Andika, Amin, Inria, Ifa, Kiki, Rizka, Bilkis, Ceni, Mbak Peni (ditambah ketemu Mbak Afi yang memang panitia Satson, lalu disusul Mas Dodo, Mas Ikhsan, Mas Adit yang datang meramaikan, eh memantau acara). Feel so special, deh, ketika mas MC bilang bahwa Tim Teratai ini mengisi Satson tutup tahun. #alay

Soo, ketika itu kami menyiapkan 7 game outdoor, yaitu track game, bom disposal, men tower, ular-ularan, panjang-panjangan, perang koran, dan air dengan 2 game cadangan yaitu puzzle bujur sangkar dan labirin yang bisa dimainkan secara indoor apabila hujan. Karena saat itu masih hujan, kami memutuskan untuk mengubah sedikit haluan ke beberapa game cadangan tadi dan sedikit menyiasati game outdoor agar bisa dimainkan di dalam ruangan (yang kemudian menjadi catatan tersendiri bagi kami pada saat evaluasi).

Outbound ini diikuti oleh kurang lebih 16-18 peserta putra dan 30-32 peserta putri. Karena dimulainya acara memang agak terlambat (sekitar pukul 16.30), outboundnya juga ikut mundur, dan kemudian game yang dimainkan ada 2 game saja.  Walaupun begitu, paling tidak kami lihat adik-adik Satson sudah bergembira ria. Pukul 17.30, peserta sudah kembali ke tempat awal (yang dari tadi memang belum disebutkan di atas) di aula. Kemudian, Amin dan Andika memberikan sedikit training tentang #GerakanAntiMencontek. Lalu, acara ditutup dengan sedikit bagi-bagi hadiah, stiker, dan pin. Dan, pada paling akhir, peserta berfoto bersama Tim Teratai. :))


Yee, semoga pengalaman belajar dan berkarya ini bermanfaat, tetap semangat!

by :bilkiszulfatina

Dokumentasi :





Tim Teratai : Setitik Hikmah dari Bumi Sleman

Posted by Keluarga Muslim Alumni Padmanaba on 22:52 with

Bismillah sebelum saya menulis izinkan saya untuk sekedar bersyukur masih diberi kesempatan oleh Sang Maha Cinta untuk mengungkapkan rasa cinta kepada-Nya karena masih diberikan nikmat iman,suatu nikmat yang tiada bandingannya dengan apapun di dunia ini,apalah artinya memiliki seluruh dunia namun akhirnya di akhirat disiksa.

Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah sebesar besarnya kepada junjungan kita,yang terhormat baginda Rasulullah Shalallahu wa ‘alaihi Wassalam,mari kita kirimkan shalawat sebanyak banyaknya sebagai insan manusia,jikalau Allah dan malaikat-Nya saja bershalawat kepada beliau,apa daya kita sebagai insan penuh dosa? Semoga kelak kita dipertemukan oleh beliau dalam jannah Firdaus-Nya yang mulia,Allahuma aamiin

Sahabat,tahukah engkau Allah sunnguh mencintai kita? Ia tahu apa yang tergerak dalam hati kita,Ia tahu apa yang membuat hati kita bergembira dalam tawa ataupun bermuram durja dalam duka,apakah sahabat pernah merasakannya,bahwa Allah sungguh mencintai kita,dalam setiap hela nafas kita,itulah bukti cinta-Nya kepada kita?

Sahabat,izinkan saya sebagai insan yang hina sedikit berbagi pengalaman kepada kita semua tentang bukti cinta Allah kepada kita,semoga dengan kisah yang sedikit ini bisa menggugah sahabat sahabat semua untuk lebih bersyukur,dan menyadari bahwa nikmat yang diberikan oleh Sang Pencipta tiada batas,tidak lain dan tidak bukan karena bukti cinta-Nya kepada kita,makhluk yang dilebihkan derajatnya diantara makhluk lainnya

Pagi itu,langit terasa bersih disebabkan hujan yang telah berlangsung malam sebelumnya,kami yang tergabung dalam Tim Teratai Keluarga Muslim Alumni Padmanaba sedang bersiap siap untuk berangkat menuju bumi Pemuda Youth Center,sebuah pesanggrahan pemuda diujung kabupaten Sleman,Yogyakarta untuk memberikan training dan outbound kepada para kontingen Kerohanian Islam dari seluruh nusantara yang sedang melakukan silaturahmi nasional(SIlatnas) selama 4 hari dari 22-24 Desember 2014.Setelah sebelumnya kami melakukan roleplay,persiapan bahan,persiapan mental,persiapan amalan dan persiapan niat yang lurus demi ridha Allah SWT untuk kesuksesan acara kami,kamipun mulai berangkat dari kediaman masing-masing.

Kami berangkat pukul 4 dari kediaman masing-masing,namun karena aku menunggu orang tuaku,aku berangkat pukul 5 kurang,dalam suasana gelap kupacu motor tuaku,ya motor yang bahkan lebih tua dari usiaku,karena sebagai kado pernikahan ayahku kepada ibuku,sebuah motor legendaris 80 cc yang selalu menemaniku kemanapun sejak lulus SMA,menuju lokasi training yang berada di daerah utara,memang agak jauh karena rumahku didaerah timur agak ke selatan,dengan sedikit dikebut mengingat waktu sudah tidak bisa diajak berkompromi.Tidak lupa kulihat Whatsapp untuk memastikan arah yang akan kutuju benar,sengaja tidak kugunakan google maps karena merasa sudah pernah mengunjungi youth center sebelumnya,setelah sampai di tempat yang diinstruksikan lewat grup Whatsapp,aku bingung karena tidak kunjung menemukan tempat yang dimaksud,kucoba bertanya kepada orang orang sekitar dan anehnya mereka tidak ada yang tahu dimana youth center,alih alih mengetahui letaknya,mereka malah bertanya kepadaku,tempat apakah youth center itu?

Jam tangan yang kupakai sudah menunjukkan pukul 6 pagi,padahal seharusnya training dan outbound sudah dimulai,keringat dingin mulai mengucur dari pori pori kulitku,dalam situasi kalut seperti itu,aku hampir mengucapkan kata-kata kotor sebagai bentuk sumpah serapah atas keterburu-buruan dan kecerobohanku saat itu,namun kuteringat kata-kata Rasulullah “La Taghdab” Akupun kembali menenangkan pikiranku dan mencoba mereview kembali adakah niat yang kurang tulus,atau mungkin ada amalan usbu’ yang kurang,akhirnya aku ingat tadi ketika berangkat aku belum meluruskan niat,ketika berangkat niatanku tidak semata-mata karena Allah SWT,tapi karena ingin menjadi trainer yang terlihat keren di mata adik-adik anggota rohis seindonesia.Kuhentikan motorku dan kuucap istighfar berulang-ulang dan akupun kembali menata hati dan niatku supaya tulus hanya kepada-Nya,setelah itu kulanjutkan perjalanan dan dipertemukan dengan sebuah pasar,kuberanikan diri untuk bertanya kepada seseorang penjual cendol yang kebetulan sedang tidak melayani pembeli,”Mbak,nyuwun pangapunten,Youth center menika pundi nggih?” tanyaku dalam bahasa Jawa alus.Kemudian mbaknya menjelaskan bahwa aku salah mengambil jalan,harusnya aku ambil jalan ke timur,tetapi ternyata aku tidak perlu untuk putar balik lagi karena kebetulan ada jalan di depan yang bisa mengarah langsung ke youth center.Dalam hati,aku sangat lega dan bersyukur,kurasakan bahwa Allah memang sedang menguji kita adalah disaat seperti ini,dan nikmat Allah memang dekat kepada hamba yang bersabar,kuucapkan terima kasih kepada penjual cendol tersebut dengan melempar senyum dan dia membalas senyumanku,akupun bergegas menuju arah yang ditunjuk.

Nampaknya ujian belum berhenti menghampiri,kuteringat tidak membawa jas hujan,padahal hujan sudah mulai turun,walaupun hanya rintik-rintik,kupercepat laju motorku,hampir saja beberapa kali menabrak kendaraan,namun Allah punya rencana lain,akhirnya aku sampai di youth center dengan selamat setelah memutari Jalan Magelang dan Samsat dua kali dan sampai di gerbang aku disambut oleh Alfredo Di Stefano,trainer senior yang reputasinya sudah tidak diragukan lagi,dengan ramah,dia memaklumi keterlambatanku dan menunjukkan tempat parkir sambil tersenyum dengan senyumannya yang khas.Akupun segera memarkir motorku dan leganya lagi aku langsung disambut oleh direktur Tim Teratai,Muhammad Nuruzzaman Al Kautsar,dia langsung membawa tasku dan mengarahkanku menuju tempat outbound.

Luar biasa orang-orang ini,mereka sangat perhatian kepada seluruh anggota,padahal dua orang yang telah kusebutkan tadi jauh lebih senior daripadaku,namun mereka memperlakukanku layaknya aku senior mereka,dalam hatiku aku bersyukur dipertemukan dengan orang-orang luar biasa seperti mereka.

Tampak kerumunan orang sudah memadati lapangan luas di Youth Center,akupun langsung menuju posku,tampak seorang remaja berkacamata yang sibuk membereskan papan-papan yang terbuat dari kardus bekas,beberapa sudah ada yang basah,bahkan hancur.Kuraih tangannya untuk berjabat tangan,”Assalamu’alaykum Afif,afwan ya telat”,dia membalas,”Huu aku tadi nggak tahu apa-apa tiba-tiba disuruh training”,”Nggak apa-apa,buat pengalaman hehe” jawabku sekenanya.Kamipun kembali melakukan training outbound kami,kami berada di pos danau buaya,selain itu dipos lain di lapangan yang sama sedang berlangsung permainan seru lainnya,ada beberapa permainan yang kami buat pada outbound kali ini,ada Man Tower yang bernuansa tarbiyah,ada Bomb Dispossal yang bernuansa kesabaran,ada jalan bareng yang bernuansa kerjasama,dan ada danau buaya yang bernuansa ukhuwah,di setiap pos,para pejuang dakwah dari seluruh nusantara ini akan bermain dipandu oleh dua orang trainer yang kece abis,setelah itu selesai permainan akan diberikan sesi sharing dan penjelasan akan makna atau esensi dari permainan yang telah dilakukan.Setelah outbound selesai,kamipun bergegas menuju lapangan basket yang terdapat di belakang youth center untuk melakukan sesi foto bersama,pada awalnya konsep yang akan kita gunakan adalah konsep membuat bendera Palestina dan Indonesia dan di tengahnya ada hati,namun karena bahan yang akan digunakan untuk membuat formasi tersebut tidak tersedia,akhirnya kita memutuskan untuk membuat lafaz Allah raksasa.

Udara sejuk dan sepoi sepoi menambah syahdunya momen tersebut,setelah formasi Allah terbentuk,para cameramen mulai bergegas mengabadikan momen bersejarah tersebut,tak ketinggalan quadcopter dari saudara @pras_aditama ikut mengabadikan momen tersebut,setelah selesai sesi foto,para kontingen dari seluruh Indonesia ini mendapat sosialisasi untuk menjadi agen dakwah dengan tagline “Pelajar Anti Nyontek” karena masalah tersebut menjadi masalah serius yang mencengkram para pemuda dan pemudi pelajar Indonesia,sosialisasi ini dipimpin langsung oleh direktur utama Tim Teratai dan diakhir acara para peserta mendapatkan pin “Gerakan Anti Nyontek” dan stiker Tim Teratai.

Itulah sedikit kisah hikmah dari Bumi Sleman,tetap niatkan untuk Allah untuk training super selanjutnya bersama Tim Teratai Keluarga Muslim Alumni Padmanaba

Tim Teratai, Belajar dan Berkarya untuk Indonesia!

by : admiral proudmoore