Teman-teman
semuanya yang sholih dan sholihah, bersyukurlah kita masih diberi
kesempatan iman dan islam dalam kehidupan kita, dalam hari-hari kita.
Maka untuk menjalani hari kita agar barakah dan bermanfaat, kita harus
menyadari bahwa terdapat diantaranya 2 hal yang membedakan Islam dengan agama yang
lain yang telah diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Hal ini pula yang selalu ditanamkan dan diajarkan oleh Rasulullah semasa hidupnya. Sebagai contoh adalah semasa perang dahulu, para tawanan perang yang dimenangkan oleh Islam akan dengan mudah dibebaskan, asalkan memenuhi satu syarat: bisa baca dan tulis. Untuk apa? Adalah dengan tujuan, para tawanan pernag yang menguasai baca dan tulis tersebut harus dapat mengajarkan ilmunya pada kaum muslim hingga mereka mampu membaca dan menulis juga.
Rasulullah pun semasa kerasulannya memiliki 65 orang "sekretaris" dengan jobdesknya masing-masing. Salah satunya adalah penterjemah bahasa. Salah satu sahabat Rasulullah ada yang dapat menguasai berbagai bahasa yakni suryani, ibrani, persi, dan lain lain (ada 6 bahasa) dalam waktu hanya 6 bulan saja! Hebatnya lagi, beliau bisa menguasainya dengan faseh dan berbicara seperti warga asli dari negara yang memakai bahasa tersebut.. Bandingkan dengan kita yang belajar bahasa inggris dari TK, tapi masih grogi kalo ketemu bule. Hehe. Tentunya kefasehan beliau dibarengi dengan anugrah kecerdasan dan juga usaha keras yang mati-matian.
Bukti lain tradisi keilmuan melekat pada islam adalah, kitab-kitab yang dihasilkan para alim ulama. Tradisi hafalan dan menulis yang kuat, dibarengi berguru dari sumber yang benar dan tepat, membuat rata-rata tulisan mereka terdiri dari berjilid-jilid buku tiap serinya, dengan jumlah halaman puluhan ribu. Dan saking berhaganya dan sadarnya manusia terhadap ilmu pengetahuan, zaman dahulu, orang akan membayar pembelian buku dengan emas murni! Berat lembaran kertas yang menjadi buku akan ditimbang, dan dibayar emas murni dengan berat yang sama. Emas murni lo, broo. :O
Hebatnya lagi, para tokoh islam terkemuka zaman dahulu, tidak hanya mampu mempelajari 1 bidang ilmu saja. Katakanlah Ibnu Sina yang terkenal dengan julukan Bapak Kedokteran Modern dengan bukunya The Canon of Medicine. Semasa hidupnya, beliau pernah menulis hingga 300 buku meliputii berbagai bidang ilmu yakni bahasa arab, tafsir quran, kedokteran, fisika, matematika, astronomi, dan lain lain. Beliau juga yang menemukan not balok yang sampai saat ini digunakan oleh semua pemusik. Serta menemukan obat cholera yang saat itu sempat mewabah.
Nah, saking majunya peradaban islam saat itu, islam menjadi sentra dan tempat bergantungnya bangsa lain, bahkan eropa yang saat itu masih dalam masa kegelapan. Bendungan pertama yang sangat kokoh dan berdiri hingga saat ini, yakni bendungan Al Ikrom di Iran yag dibangun sekitar tahun 1200 M. tanpa teknologi dan rancang bangun yang canggih dan modern, tak mungkin sebuah bangunan bisa awet dalam kurun waktu selama itu.
Rumah Sakit pertama di Eropa saja, yaitu RS Salerno di Italia, zaman dulu mendatangkan dokter-dokter muslim untuk melayani pasiennya.Karena peradaban islam sudah memiliki RS di damaskus pada tahun 800 M. RS nya pun spesial, karena segala biaya pengobatan gratis dan ditanggung oleh dana zakat, dengan fasilitas dan aroma wangi yang melibihi hotel berbintang. Sehingga tak jarang pasiennya pun kerasan tinggal di rumah sakit. Weeew...
Maka dari itu, kita sebagai umat muslim masa kini, seharusnya tak boleh ragu dan bimbang bahwa kitalah yang seharusnya menjadi pewaris tradisi ilmu tiada henti. Sehingga kita akan selalu optimis, bahwa melalui ilmu dan pengetahuan serta teknologi lah bangsa ini bisa maju dan berjaya! Semangat Tholabul Ilmi teman-teman semua!
2. Konsistensi dalam beramal
Keistiqomahan dan kekonsistenan dalam beramal sehari-hari juga menjadi kunci untuk kesuksesan dunia dan akhirat. Bukankah Allah menyukai amal yang dilakukan secara istiqomah meskipun sedikit?
Diceritakan pula mengenai kisah Nabi Muhammad SAW yang selalu konsisten dalam memberi makan seorang pengemis buta yang duduk dipojok sebuah pasar. Rasul selalu memberinya makan tiap pagi hingga akhir hayatnya. Padahal pengemis tua ini selalu mencaci maki dan ngrasani rasulullah dengan hal-hal yang buruk tepat dihadapan rasulullah sendiri saat beliau menyuapinya. Hingga akhirnya, ketika Rasul wafat, Abu bakar menggantikan beliau untuk menyuapi pengemis tersebut. Sadar bahwa yang datang adalah orang yang berbeda, lantas pengemis buta ini menyadari dan protes.."Orang yang biasanya datang selalu melumatkan makanannya lebih dulu sebelum meyuapkan ke mulutku. Dimanakah dia?" Jawab Abu bakar sambil menangis, "Dia adalah Rasulullah Muhammad SAW , yang engkau caci dan hina setiap harinya wahai orang tua, ketahuilah bahwa Rasulullah kini telah wafat..."
Bagaimana dengan kita? Mungkinkah kita tetap konsisten dalam beramal meski berat? Meski dihadapan manusia kita dihina dan dicaci serta direndahkan?
Maka teman-teman semuanya, yuk kita jadi orang sukses dunia dan akhirat, salah satu caranya adalah kita meneladani apa yang telah Rasulullah ajarkan pada kita. Bisa dimulai dari tradisi menuntun Ilmu tiada henti yang dibangun oleh Rasulullah Muhammad SAW serta menjaga akhlaq dan perbuatan kita ahgar konsisten dalam kebaikan dan amal sholeh.
Wallahu'alam..
Semoga ada manfaatnya untuk kita semua. Semoga menginspirasi.
sumber: Kajian Alumni Padmanaba #1 by Ust. Zakwan Adri 13 Rabiul Awwal 1434 H
- Tradisi Ilmu
Hal ini pula yang selalu ditanamkan dan diajarkan oleh Rasulullah semasa hidupnya. Sebagai contoh adalah semasa perang dahulu, para tawanan perang yang dimenangkan oleh Islam akan dengan mudah dibebaskan, asalkan memenuhi satu syarat: bisa baca dan tulis. Untuk apa? Adalah dengan tujuan, para tawanan pernag yang menguasai baca dan tulis tersebut harus dapat mengajarkan ilmunya pada kaum muslim hingga mereka mampu membaca dan menulis juga.
Rasulullah pun semasa kerasulannya memiliki 65 orang "sekretaris" dengan jobdesknya masing-masing. Salah satunya adalah penterjemah bahasa. Salah satu sahabat Rasulullah ada yang dapat menguasai berbagai bahasa yakni suryani, ibrani, persi, dan lain lain (ada 6 bahasa) dalam waktu hanya 6 bulan saja! Hebatnya lagi, beliau bisa menguasainya dengan faseh dan berbicara seperti warga asli dari negara yang memakai bahasa tersebut.. Bandingkan dengan kita yang belajar bahasa inggris dari TK, tapi masih grogi kalo ketemu bule. Hehe. Tentunya kefasehan beliau dibarengi dengan anugrah kecerdasan dan juga usaha keras yang mati-matian.
Bukti lain tradisi keilmuan melekat pada islam adalah, kitab-kitab yang dihasilkan para alim ulama. Tradisi hafalan dan menulis yang kuat, dibarengi berguru dari sumber yang benar dan tepat, membuat rata-rata tulisan mereka terdiri dari berjilid-jilid buku tiap serinya, dengan jumlah halaman puluhan ribu. Dan saking berhaganya dan sadarnya manusia terhadap ilmu pengetahuan, zaman dahulu, orang akan membayar pembelian buku dengan emas murni! Berat lembaran kertas yang menjadi buku akan ditimbang, dan dibayar emas murni dengan berat yang sama. Emas murni lo, broo. :O
Hebatnya lagi, para tokoh islam terkemuka zaman dahulu, tidak hanya mampu mempelajari 1 bidang ilmu saja. Katakanlah Ibnu Sina yang terkenal dengan julukan Bapak Kedokteran Modern dengan bukunya The Canon of Medicine. Semasa hidupnya, beliau pernah menulis hingga 300 buku meliputii berbagai bidang ilmu yakni bahasa arab, tafsir quran, kedokteran, fisika, matematika, astronomi, dan lain lain. Beliau juga yang menemukan not balok yang sampai saat ini digunakan oleh semua pemusik. Serta menemukan obat cholera yang saat itu sempat mewabah.
Nah, saking majunya peradaban islam saat itu, islam menjadi sentra dan tempat bergantungnya bangsa lain, bahkan eropa yang saat itu masih dalam masa kegelapan. Bendungan pertama yang sangat kokoh dan berdiri hingga saat ini, yakni bendungan Al Ikrom di Iran yag dibangun sekitar tahun 1200 M. tanpa teknologi dan rancang bangun yang canggih dan modern, tak mungkin sebuah bangunan bisa awet dalam kurun waktu selama itu.
Rumah Sakit pertama di Eropa saja, yaitu RS Salerno di Italia, zaman dulu mendatangkan dokter-dokter muslim untuk melayani pasiennya.Karena peradaban islam sudah memiliki RS di damaskus pada tahun 800 M. RS nya pun spesial, karena segala biaya pengobatan gratis dan ditanggung oleh dana zakat, dengan fasilitas dan aroma wangi yang melibihi hotel berbintang. Sehingga tak jarang pasiennya pun kerasan tinggal di rumah sakit. Weeew...
Maka dari itu, kita sebagai umat muslim masa kini, seharusnya tak boleh ragu dan bimbang bahwa kitalah yang seharusnya menjadi pewaris tradisi ilmu tiada henti. Sehingga kita akan selalu optimis, bahwa melalui ilmu dan pengetahuan serta teknologi lah bangsa ini bisa maju dan berjaya! Semangat Tholabul Ilmi teman-teman semua!
2. Konsistensi dalam beramal
Keistiqomahan dan kekonsistenan dalam beramal sehari-hari juga menjadi kunci untuk kesuksesan dunia dan akhirat. Bukankah Allah menyukai amal yang dilakukan secara istiqomah meskipun sedikit?
Diceritakan pula mengenai kisah Nabi Muhammad SAW yang selalu konsisten dalam memberi makan seorang pengemis buta yang duduk dipojok sebuah pasar. Rasul selalu memberinya makan tiap pagi hingga akhir hayatnya. Padahal pengemis tua ini selalu mencaci maki dan ngrasani rasulullah dengan hal-hal yang buruk tepat dihadapan rasulullah sendiri saat beliau menyuapinya. Hingga akhirnya, ketika Rasul wafat, Abu bakar menggantikan beliau untuk menyuapi pengemis tersebut. Sadar bahwa yang datang adalah orang yang berbeda, lantas pengemis buta ini menyadari dan protes.."Orang yang biasanya datang selalu melumatkan makanannya lebih dulu sebelum meyuapkan ke mulutku. Dimanakah dia?" Jawab Abu bakar sambil menangis, "Dia adalah Rasulullah Muhammad SAW , yang engkau caci dan hina setiap harinya wahai orang tua, ketahuilah bahwa Rasulullah kini telah wafat..."
Bagaimana dengan kita? Mungkinkah kita tetap konsisten dalam beramal meski berat? Meski dihadapan manusia kita dihina dan dicaci serta direndahkan?
Maka teman-teman semuanya, yuk kita jadi orang sukses dunia dan akhirat, salah satu caranya adalah kita meneladani apa yang telah Rasulullah ajarkan pada kita. Bisa dimulai dari tradisi menuntun Ilmu tiada henti yang dibangun oleh Rasulullah Muhammad SAW serta menjaga akhlaq dan perbuatan kita ahgar konsisten dalam kebaikan dan amal sholeh.
Wallahu'alam..
Semoga ada manfaatnya untuk kita semua. Semoga menginspirasi.
sumber: Kajian Alumni Padmanaba #1 by Ust. Zakwan Adri 13 Rabiul Awwal 1434 H