Umar bin Khatab r.a. berkata : Saya mendengar Rosulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang diniatkannya. Maka barang siapa hijrahnya menuju (keridhoan) Alloh dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu kearah (keridhoan) Alloh dan Rasul-Nya. Dan barang siapa hijrahnya karena dunia atau seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kearah yang ditujuinya saja."
Sahabat, dalam hidup didunia tak lepas dari fungsi utama seorang manusia diciptakan. Manusia diciptakan tidak lain hanya untuk beribadah kepada Alloh, seperti diterangkan dalam surah Al-Hujurat ayat 56. Sebuah keniscayaan bahwa setiap amal perbuatan kita didunia haruslah bernilai ibadah di hadapan Alloh SWT. Dan diantara syarat diterimanya amal ibadah tersebut dilihat dari niatan kita. Niat memang tak terlihat oleh mata, namun sungguh berat konsekuensi daripada niatan tersebut.
Dikisahkan dalam sebuah Hadist, Rosulullah menerangkan "'Akan datang dihari kiamat, satu kaum yang membawa kebaikan sebesar Gunung Uhud, maka Allah jadikan ia bulu-bulu berterbangan.' Para sahabat bertanya, 'Apakah mereka itu muslim, ya Rosulullah?' Sebab sepaham mereka kekafiranlah yang membuat amalan sia-sia. 'Mereka muslim. mereka sholat sebagaimana kalian sholat, mereka pusas sebagaimana kalian puasa, dan bahkan mereka menegakkan sholat malam. Akan tetapi, jika bersunyi bersama apa yang dilarang Alloh, mereka melanggarnya.'"(HR Ath-Trabani)
Mu'adz ibn Jabal r.a. telah menguraikan penyebab rusaknya amal perbuatan dihadapan Alloh. satu hal diantaranya adalah salahnya niat dalam hati ketika melakukan amalan. Perusak amal tersebut diantaranya adalah riya'. Riya', meniatkan amalan shalih hanya untuk kepentingan didepan pandangan manusia. Keinginan untuk dipuji, dikagumi, dihargai dihadapan manusia semata. Maka takberguna semua catatan amalan itu dihadapan Alloh. Seperti halnya hadist tentang tiga orang pertama yang dipanggil di hadapan Alloh kelak; seorang Qori', Muhsin, Syahid.
"Pada Qori', Nikmat Alloh padanya hingga memahami Alquran dan Fiqih dengan dahsyat lalu menjadi alim nan mansyur. 'Betul ya Robbi, lalu aku berdakwah semata karena-Mu,'ujarnya. Allah berfirman, 'Dusta kamu. Kamu hanya ingin digelari ALIM!'. Pada si kaya nan dermawan, Alloh tampakkan betapa banyak karunia-Nya.'Betul ya Robbi, lalu aku tunaikan hartaku di jalan-Mu!' Alloh berfirman, 'Dusta kamu! Kamu hanya ingin digelari DERMAWAN!' Pada mujahid yang syahid ditampakkan nikmat-Nya. 'Betul ya Robbi, Aku berjihad meninggikan kalimat-Mu!' Kata Alloh, 'Dusta! Dusta! Kamu hanya ingin digelari PAHLAWAN!'
Allah berfirman kepada ketiganya, 'Semua puja-puji manusia yang kalian harap dalam hati telah dilunaskan di dunia. Kau alim, dermawan, dan kau pahlawan. Tak ada bagian dari balasan akhirat-Ku untuk kalian, ambilah tempat kalian dineraka'"
Sungguh malangnya ketiga ahli amal tersebut. Maka nyatalah seberapa konsekuensi dari apa yang diniatkan dalam hati kita. Alloh pemilik hati ini, Alloh lah pembolak-balik hati ini. Maka janganlah kita berhenti memohon agar selalu duluruskan.
![]() |
| "Ya muqollabal quluub, tsabats qolbii 'ala diinik" |

