Ada golongan yang berpendapat bahwa merayakan Maulid Nabi adalah sebuah tindakan Bid'ah. Berasal dari kata Bida'ah yang berarti memulai sesuatu yang baru yang tidak ada tuntunannya dari Nabi Muhammad SAW. Dan bid'ah adalah perbuatan yang dapat menjerumuskan manusia ke neraka.
Mengapa bid'ah? Karena peryaan maulid nabi ternyata baru dimulai pada generasi keempat setelah Rasulullah wafat, yang dimulai dari sebuah kaum bernama Bani Fatimiyah. Bani Fatimiyah merupakan kaum syi'ah yang terkenal sebagai penghianat kaum muslimin. Tidak berlebihan rupanya bila Bani fatimyah dikatakan sebagai penghianat, karena pada zaman itu, Bani Fatimiyah membantu pasukan salib yang dipimpin oleh Paus Leo. Perlu diketahui bersama, padahal pasukan Paus Leo merupakan pasukan yang sangat kuat dan kadar benci dengan islamnya sangat tinggi. Hal tersebut karena setiap kali Paus Leo berkhotbah, maka 10.000 orang yang mendengarkan terprovokasi dan menjadi benci dengan islam. Meski pasukannya sangat besar dan kuat, namun pasukan paus leo kesulitan untuk menaklukkan Antonia, sebuah kota yang dianggap paling kuat dan sulit dilumpuhkan dalam perang Salib. Maka, dengan iming-iming kekuasaan di tanah Palestina yang ditawarkan Paus Leo, Bani Fatimiyah rela membantu pasukan kafir tersebut sehingga mereka menang, dan berakibat pada kejatuhan kekhalifahan islam secara total.
Sebuah kaum yang haus akan kekuasaan, Bani Fatimiyah sering mengadakan perayaan perayaan agama yang megah dan mewahnya berlbihan. Parahnya yang dirayakan bukan hanya perayaan agama islam saja seperti Maulid Nabi, namun juga perayaan agama lain seperti Natal. Hal ini mereka lakukan bukan dengan niat Lillah, namun untuk merekrut anggota baru dan sesumbar bahwa merekalah yang berkuasa. Sesumbarnya pun nggak tanggung-tanggung. Tiap perayaan agamanya selalu tersedia :
- 5000 kepala kambing
- 10.000 ayam
- 10.000 mentega
- 30.000 pring kue, yang piringnya saja terbuat dari tembaga yang mahal
- Dan menghabiskan 300.000 dirham untuk menjamu tamu (padahal jaman sekarang saja 1 1/4 dirham setara dengan 40 juta ! :O
Selain hal tersebut, track record buruk Bani Fatimiyah juga sering mengangkat mentri-mentri pemegang kekuasaan dari agama majusi, nasrani, serta mengadudomba antar mazhab. Bahkan mereka memenjarakan setiap orang yang memiliki kitab Al Muathof nya Al Malik yang menjadi dasar acuan usul Fiqh. Jelas hal tersebut sudah melampaui batas.
Maka dari itu, sejarah kelam pencetus gagasan dan konseptor perayaan Maulid Nabi serta tindakan yang dilakukan saat perayaan, membuat para ulama berpendapat bila hal tersebut adalah Bid'ah.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, dan berganti generasi, dimulai pada generasinya Sholahudin Al Ayyubi, tatanan islam kembali diperbaiki. Kemudian peayaan maulid nabi diganti dengan berbai aktivitas yang sesuai dnegan ajaran agama islam yang benar.
Maka beberapa ulama ada juga yang berpendapat bahwa perayaan maulid nabi adalah bid'ah hasanah yang boleh dilakukan, dengan syarat: tidak berlebihan, dan sesuai dengan syariat dan ajaran islam yang benar. Dan juga aktivitas yang dilakukan dengan tujuan Lillahita'ala, untuk mendekatkan manusia pada Allah dan Rasulnya.
Dan semoga, apa yang selama ini membudaya di Indonesia, yakni perayaan Maulid nabi yang biasanya dilakukan dalam bentuk kajian-kajian juga bisa ditujukan untuk kebaikan dan amal sholeh. Namun bagus lagi kalau kajian nya bisa rutin dan nggak harus nunggu-nunggu monmen.
sumber: Kajian Alumni Padmanaba #1 by Ust. Zakwan Adri 13 Rabiul Awwal 1434 H